SUKABUMIUPDATE.com - Jika pemerintah daerah tidak melakukan terobosan di bidang ekonomi kreatif, pada tahun 2029 warga Kota Sukabumi mulai tersingkir. Ini adalah konsekuensi dari minimnya penguasaan sumber daya manusia di bidang ekonomi, akan tergerus percepatan pertumbuhan kawasan Sukabumi dimana mendatang.
Poin ini mengemuka dalam Diskusi Entrepreneur yang digelar mantan Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Hamami di resto Bumi Arsa, Selasa 13 Agustus 2024. Dalam diskusi santai ini hadir sebagai salah satu pembicara adalah Ade Wahyudin dari KADIN Kota Sukabumi, perwakilan HIPMI dan juga para pengusaha muda Sukabumi lainnya.
Ade Wahyudin menegaskan di tahun 2029 warga Kota Sukabumi mulai tersingkir karena adanya lonjakan nilai jual tanah dan bangunan. “Saat ini saja harga tanah di Kota Sukabumi sudah naik berlipat-lipat dan banyak warga menjualkan kepada orang-orang luar Sukabumi yang akan melakukan investasi,” bebernya.
Baca Juga: Bantu Rp25 Juta untuk Jembatan Viral Sukabumi, Jampang Peduli: Terima Kasih Willie
“Banyak kenalan saya di Kota Sukabumi yang sudah pindah ke jampang dan pinggiran Sukabumi. Mereka menjual aset tanah di kota karena tawaran harganya menarik. Tanah-tanah di kota sukabumi dan wilayah sekelilingnya akan dikuasai investor besar. Ini fenomena dari perkembangan kota satelit dan Kota Sukabumi sedang menuju kesana,” sambung Ade.
Pertanyaan utamanya lanjut Ade, warga dan pemda Kota Sukabumi mau kemana? Di tengah perkembangan perekonomian ini. “Mau jadi penonton dan tergusur dari percepatan perkembangan ekonomi kota atau ikut meraih kesempatan membangun Kota Sukabumi yang ramah terhadap perekonomian rakyat,” bebernya.
Baca Juga: Kurang Menit Bermain, Abdul Aziz Dipinjamkan Persib Bandung ke Persis Solo
Saat ini saja, KADIN mencatat sudah lebih dari 250 cafe tumbuh di Kota Sukabumi dalam 5 tahun terakhir. Ini adalah investasi yang dilakukan oleh pengusaha skala menengah ke atas, dan warga Kota Sukabumi berebut peluang tenaga kerja yang tidak banyak karena bukan pabrik padat karya.
“Di tengah ancaman krisis ekonomi global, angka pengangguran yang semakin tinggi, usaha banyak yang tutup. Pemberdayaan ekonomi kreatif jangan hanya perbincangan tapi harus diterapkan oleh pemerintah daerah. Mendorong rakyat ikut menjadi pemain ekonomi di Kota Sukabumi masa mendatang,” pungkasnya.
Baca Juga: Tempat Ratusan Perahu Kumpul, Membaca Potensi Ekonomi di Muara Ciletuh Sukabumi
Andri Hamami dalam diskusi itu menegaskan peran pemda menjadi sangat penting, khususnya dalam perencanaan dan eksekusi pembangunan yang berorientasi pengembangan sektor ekonomi kerakyatan. “Rekayasa ekonomi kreatif harus diwujudkan, dengan membangun sumber daya manusia di Kota Sukabumi yang cakap dalam sektor jasa dan perdagangan,” ucapnya.
Lima tahun terakhir ungkap Andri, pemkot sudah mulai menata konsep tersebut walaupun hasilnya belum maksimal. “Dibutuhkan komitmen penuh pimpinan daerah yang satu visi dalam pengembangan perekonomian rakyat. Tak cukup sebatas pelatihan entrepreneurship, dibutuhkan program lainnya yang nyata seperti permodalan termasuk kemudahan berusaha,” ungkap Andri.
Baca Juga: Ada TGR Rp 500 Juta, Kades Cikujang Sukabumi Jelaskan Alasannya dan Kini Bayar Nyicil
Menurut pemda kedepannya harus punya info pasar yang uptodate sehingga bisa memberikan inspirasi usaha kepada warga. “Terkesan dengan analisis KADIN yang disampaikan kang Ade. Di masa mendatang warga Kota Sukabumi harus memanfaatkan peluang penghasilan dari arah perkembangan kota. Disaat investor besar masuk, warga siap dengan sejumlah inovasi usaha menangkap peluang-peluang yang akan muncul,” bebernya.
Sektor jasa dan perdagangan khususnya makanan, agrobisnis, dan lainnya dalam skala kecil harus hidup dan berkembang di Kota Sukabumi, lanjut Andri. “Pemkot harus lebih kreatif agar warganya terus berkembang dalam sisi ekonomi. PAD dan APBD Kota Sukabumi itu kecil, jadi harus kreatif dalam mendorong warganya untuk mandiri berdikari,” pungkas Andri yang pada pilkada 2024 akan Kembali mencalonkan diri sebagai wakil wali kota sukabumi mendampingi M Muraz.