SUKABUMIUPDATE.com - Hubungan internasional perlu diketahui oleh masyarakat umum telah berkembang di berbagai sektor, terutama ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan hubungan kerja sama dan investasi. Dalam konteks kerja sama luar negeri, saat ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat atau lebih umum peran lingkaran Kementerian Luar Negeri RI saja, namun telah memperluas peran pemerintah daerah dalam meningkatkan potensi daerahnya melalui kerja sama antar kota dengan negara-negara mitra Indonesia.
Kerja sama antar kota atau diartikan ke dalam bahasa inggris, sister city merupakan program pemerintah daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk dapat menjalin hubungan kerja sama dengan pemerintah daerah kota di negara asing. Sister city bertujuan untuk mendorong potensi daerah baik di bidang sosial dan budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan, infrastruktur umum, sampai dengan model kebijakan tingkat daerah.
Sister city biasanya akan melahirkan sebuah kota kembar dengan gabungan kerja sama di seluruh sektor, dan diarahkan mendukung dan mensejahterakan masyarakat daerah.
Sister city pada pelaksanaannya didampingi oleh Kementerian Luar Negeri RI, lalu pelaksana teknis pada pemerintah daerah, biasanya melingkupi bagian divisi terlibat pada kerja sama luar negeri dan investasi daerah. Undang-Undang No.24 Tahun 2000 tentang perjanjian internasional menjelaskan bahwa pemerintah daerah memiliki izin atau kesempatan membentuk perjanjian internasional, melibatkan pemerintah daerah antar satu kota dengan kota lainnya di dunia.
Baca Juga: Bersiap Dilantik, Inilah Daftar Nama 50 Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi 2024-2029
Sister city pada gambaran umum nya telah berlangsung di beberapa kota Indonesia, berdasarkan informasi dari Tempo, jumlah kerjasama sister city telah terbentuk meliputi Ambon - Vlissingen (Belanda), Surabaya - Liverpool (Inggris), Bandung - Cotabato (Filipina), Padang – Fremantle (Australia), dan Denpasar - Perth dan Darwin (Australia). Di mana kelima kota di Indonesia melakukan hubungan kerja sama yang tercantum di Tempo secara keseluruhan pada bidang sektor pariwisata, pendidikan, perdagangan dan investasi, serta infrastruktur.
Adanya potensi ekonomi yang dimiliki Kota Sukabumi berkaitan dengan program sister city, tentunya memberikan peluang atau kesempatan bagi Kota Sukabumi, untuk dapat mengembangkan kedua sektor di atas bagian dari pendapatan daerah yang mengedepankan kerjasama antar kota dengan negara asing. Di mana jika melihat dari perkembangannya, aktivitas jual beli masyarakat mulai meningkat di sektor makanan dan minuman, sampai dengan kawasan pariwisata.
Baca Juga: Anggka Pengangguran di Indonesia Capai 7,2 Juta, Tertinggi di ASEAN
Banyak masyarakat turut berperan memperkaya kedua sektor di atas, seperti SantaSea Water Theme Park Sukabumi, Wisata Alam OASIS Sukabumi, lalu destinasi tempat makanan dan minuman seperti Like Earth, Kopi Nako Sukabumi, Seecul Coffee Bar, dan lainnya menjadi model percontohan bagi bisnis baru di Kota Sukabumi. Kota Sukabumi juga dalam mengembangkan potensi ekonomi memiliki program tahunan yakni melalui expo makanan, pemberdayaan UMKM dalam bentuk pelatihan dan pengenalan produk kepada masyarakat, serta mengadakan kerja sama dengan melibatkan organisasi kepemudaan masyarakat.
Adapun untuk memulai perencanaan program sister city, hal yang dapat direncanakan oleh Kota Sukabumi, pemerintah dapat memulai memetakan lahan strategis dengan menempatkan kawasan pariwisata dan makanan yang dapat dijadikan sebagai data mendasar untuk memperkenalkan daya tarik Kota Sukabumi kepada kota di negara lain.
Baca Juga: Ada Jawa Barat, 5 Daerah Potensial Paling Rawan Kerusuhan saat Pilkada 2024
Penempatan sektor kawasan kuliner contohnya seperti model pembangunan Odeon, bagian dari kearifan lokal bagi etnik Tiongkok baik budaya dan makanan. Penempatan model kawasan tersebut sesuai dengan fungsinya dapat ditemukan di Kualalumpur, Malaysia, didapatkan dari Liputan6.com, mencatat beberapa kawasan di Malaysia yang menyajikan wisata kuliner meliputi Night Street Food, Jalan Alor, Petaling Street Night Market, dan Hawker Stalls, Chinatown. Pengembangan sumber daya manusia yang melibatkan pemuda dan UMKM menjadi hal penting yang harus konsisten dilakukan, di mana adanya pelatihan dan dukungan dana agar dapat menciptakan bisnis kuliner baru.
Lalu dalam pengembangan wisata, Pemerintah Kota Sukabumi dapat memulai perbaikan infrastruktur dengan meningkatkan modernisasi di sekitar kawasan yang sering dilewati oleh pejalan kaki. Di mana Kota Sukabumi dapat menjadi salah satu pengembangan kota futuristik atau modern, memperkenalkan daerah dengan kota pertama yang mengadopsi teknologi bagian dari alat bantu masyarakat dalam berkegiatan sehari-hari dan potensi menjadi pariwisata di bidang teknologi.
Penulis: Harisa Firdaus Pahlawan, warga Sukabumi yang tengah belajar di Penstudi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran