SUKABUMIUPDATE.com - Nining Maryani (60 tahun), wanita asal Kampung Talanca, Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, memanfaatkan daun pandan yang tumbuh di sekitar Pantai Tegalbuleud untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Nining mengolah daun pandan untuk bahan baku kerajinan yang dijual ke Tasikmalaya. Awalnya dia sendiri yang mengambil daun pandan dari sekitar pantai. "Hampir lima tahun mengolah daun pandan yang dikeringkan. Dulu ngambil sendiri di sekitar pantai, bahkan beli dari petani seharga per kilogram Rp 700," katanya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (20/7/2024).
Baca Juga: 8 Manfaat Daun Pandan Baik Untuk Kesehatan Maupun Hidangan
Nining mengatakan daun pandan yang diambilnya dari pantai atau dibeli dari petani merupakan daun yang sudah tua dengan warna hijau pekat. Kemudian diolah untuk bahan baku kerajinan di Tasikmalaya. Pengolahannya dilakukan setelah duri daun pandan dibuang.
"Lalu direbus 10 menit, setelah itu dijemur selama satu sampai dua hari. Ada tetangga yang ikut kerja dengan upah Rp 600 per kilogram," ungkapnya.
Nining juga melakukan budi daya daun pandan di halaman rumahnya. "Dulu sebelum Covid-19, produksi bisa 1 ton per bulan dengan harga daun pandan yang sudah kering bisa Rp 11 ribu per kilogram. Saat ini produksi hanya 500 kilogram per bulan dan dibeli Rp 4 ribu per kilogram," kata dia.