SUKABUMIUPDATE.com - Jika biasanya penjual batu akik adalah pria, maka berbeda dengan pedagang di acara Jampang Ngabhuana 2 di Lapang Lodaya Setra Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Dia adalah wanita bernama Maya Safitri (22 tahun).
Maya merupakan warga Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. Dia menjual beberapa koleksi batu akik dan permata kepada pengunjung di acara itu. Sejumlah barang yang dijualnya adalah batu akik lokal seperti wulung, pandan, kalimaya, obsidian, anggur, dan beberapa batu permata.
"Sudah empat tahun menjalani bisnis batu akik dan permata. Karena mungkin terbawa kebiasaan keluarga yang hampir semua bisnis batu akik," kata Maya kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 12 Juli 2024.
Baca Juga: Melihat Geliat Bisnis Online Batu Akik di Sagaranten Sukabumi
Selain memproduksi sendiri di Pabuaran, Maya juga terkadang membeli batu permata dari Rawa Bening, Jakarta. "Tahun ini tidak seperti tahun ke belakang di mana batu akik cukup tinggi peminatnya. Kami sebenarnya mengandalkan penjualan online, live di TikTok. Kalau offline seperti sekarang kalau ada acara pentas seni budaya," ujarnya.
"Penghasilan live TikTok, kalau lagi bagus bisa Rp 15 juta per bulan. Kalau lagi sepi paling Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Harga per buah itu tergantung jenis batunya dan ikatnya. Tapi rata-rata kami jual dari harga Rp 100 ribu ke atas," kata Maya.