SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi melalui Bidang SDM dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan Pelatihan Pemandu Wisata Arung Jeram bagi puluhan warga dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
Pelatihan yang dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni ini menghadirkan narasumber dari Federasi Arung Jeram Indonesia, Balawista dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), serta diikuti 40 orang peserta dan digelar di Caldera Adventure River Resort Cikidang, Selasa-Kamis 9-11 Juli 2024.
Kepala Bidang SDM dan Ekonomi Kreatif Dispar Kabupaten Sukabumi, Ujang Soleh Suryaman mengatakan kegiatan pelatihan ini adalah salah satu upaya untuk meningkat potensi, kemampuan, Keterampilan sumber daya manusia, untuk mewujudkan visi Pariwisata Dunia.
“Hari ini kita melatih pemandu wisata tirta yaitu arung jeram, dengan peserta yang masih belum berpengalaman (pemula), mengingat daerah tujuan wisata terutama wisata tirta menyebar di seluruh kabupaten Sukabumi,” kata Ujang.
Baca Juga: Dispar Siapkan Tiga Lokasi City Tour di Ajang Healthy Cities Summit di Sukabumi
“Peserta dibatasi 40 orang, dari ratusan pendaftar dari berbagai wilayah karena kita umumkan lewat media sosial artinya sifat keterbukaan kita tanamkan bahwa informasi ini bisa menyebar ke seluruh masyarakat,” tambahnya.
Ujang menjelaskan, kriteria peserta pelatihan ini adalah warga kabupaten Sukabumi, kemudian usia dari 18 sampai 35 tahun dan juga belum pernah mengikuti pelatihan. Hal itu sesuai panduan dari Kemenparekraf.
"Sehingga dengan pelatihan ini dapat menjadikan modal untuk peserta untuk mengembangkan keterampilannya, ilmunya untuk kegiatan wisata tirta di tempat masing-masing,” bebernya.
Selama tiga hari pelatihan, lanjut Ujang, peserta diberikan materi pelatihan pemandu arung jeram dari narasumber terkait teknis-teknis dasar, pengetahuan umum dan juga praktik langsung.
“Adapun materi-materi yang disampaikan adalah materi dasar bagaimana upaya-upaya kesehatan lingkungan , jangan sampai kegiatan wisata ini merusak lingkungan, ada berbagai upaya yang dilakukan agar peserta ikut melestarikan alam, jadi tidak ada efek samping negatif akibat dari kegiatan wisata,” terangnya.
“Kemudian tentu saja bagaimana secara teknis peserta bisa melakukan kegiatan arung jeram sesuai ketentuan yang diberikan, juga bagaimana upaya apabila ada kondisi-kondisi yang riskan misalkan kecelakaan dan sebagainya, hal ini kami tekankan kepada peserta karena nanti meraka bertanggung jawab membawa wisatawan arung jeram ini mendapatkan jaminan keselamatan dari pemandu,” tambahnya.
“Semoga dengan pelatihan ini dapat melahirkan calon-calon pemandu yang handal dan profesional sesuai dengan keahlian di bidangnya,” pungkasnya. (ADV)