SUKABUMIUPDATE.com - Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijiriyah baru saja kita lewati dengan penuh kemeriahan. Idul Fitri seperti kita rasakan dari tahun ke tahun semakin semarak dengan berbagai hiruk pikuk yang mengiringinya.
Idul Fitri di Indonesia selain hari raya juga menjadi momentum ajang sillaturahmi yang ditandai budaya mudik. Lantas, kapan sebenarnya perayaan ini pertama kali dirayakan dalam sejarah Islam?
Dikutip dari laman Universitas Pakuan, seperti dikutip tempo.co, Imam Ibnu Katsir menjabarkan bahwa perayaan Idul Fitri pertama kali terjadi di masa Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat hadits shahih, Rasulullah pernah merayakan hari pertama raya Idul Fitri dalam kondisi letih. Beliau bahkan sampai bersandar pada Bilal bin Rabah dan menyampaikan khutbahnya.
Sebelum Islam datang masyarakat jahiliyah Arab telah memiliki dua hari raya, yaitu hari raya Nairuz dan Mahrajan yang dirayakan dengan sambutan pesta pora yang tidak bermanfaat. Perayaan tersebut dilakukan dengan Minum-minuman memabukkan, menari, adu ketangkasan.
Kedua hari raya tersebut sejatinya berasal dari zaman Persia Kuno. Kemudian Rasulullah SAW mengganti kedua perayaan masyarakat Arab itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
“Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)
Baca Juga: 5 Keutamaan Nyawalan, Puasa 6 Hari di Bulan Syawal yang Sangat Dianjurkan
Baca Juga: Libur Lebaran di Geyser Cisolok Membludak, Dispar Sukabumi Kordinasikan Pengamanan
Dalam sejarah Islam Idul Fitri pertama kali dilakukan pada 624 Masehi atau tahun ke-2 Hijriyah. Saat itu bertepatan dengan berakhirnya Perang Badar yang dimenangkan oleh kaum muslimin. Perang yang terjadi pada bulan ramadan tersebut dilakukan umat muslim dengan pasukan yang jauh lebih sedikit dibanding dengan kaum kafir, namun umat muslim berhasil menang.
Makna Idul Fitri
Berbeda dengan arti kata “lebaran” yang dipengaruhi oleh budaya, Idul Fitri memiliki arti yang erat kaitannya dengan tujuan dari berpuasa. Tujuan berpuasa adalah untuk menjadi manusia yang bertakwa. Idul Fitri sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “id” dan “al-fitri”. “Id” berasal dari kata “aada – ya’uudu” yang berarti kembali. Hari raya disebut ‘id karena terjadi secara berulang-ulang, dirayakan setiap tahun pada waktu yang sama.
Sementara itu, kata “fitri” memiliki dua makna, yakni suci dan berbuka. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Sedangkan fitri yang berarti berbuka didasarkan pada hadits Rasulullah SAW:
“Dari Anas bin Malik: Nabi Muhammad SAW tidak pernah pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”
Sumber : tempo.co