SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah petani di Kampung Cikontrang Desa Purabaya Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi manfaatkan tanaman Laja Gowah (Alpinia malaccensis), sebagai bahan baku minyak atsiri atau esensial.
Dengan proses destilasi (penyulingan), petani yang tergabung dalam kelompok petani (Poktan) Jampang Manggung itu mampu memproduksi rata-rata 50 kilogram minyak atsiri berbahan baku tanaman sejenis lengkuas tersebut.
Dikutip dari laman Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Rempah, Obat dan Aromatik Kementerian Pertanian, Laja gowah yang mengandung methyl cinnamate alami, merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang termasuk baru dikembangkan secara komersil di Indonesia. Tanaman ini memiliki banyak manfaat dan kegunaan serta digunakan secara empiris sebagai tanaman obat tradisional maupun sebagai bumbu makanan.
"Laja Gowah ini tumbuh dengan sendirinya di lahan Perhutani, maupun di leweng - leweng (hutan)," ucap Andri Keling (40 tahun) Ketua Poktan Jampang Manggung kepada sukabumiupdate.com, Senin (9/10/2023).
Menurut Andri, pada awal pengembangan usaha, Poktan Jampang Manggung menjual rimpang laja gowah yang kering. Hampir 9 bulan kebelakang, pihaknya kemudian mencoba mengolah tanaman rempah tersebut menjadi bahan baku minyak atsiri.
"Pengolahan lewat penyulingan, menggunakan alat penyulingan dengan kapasitas 30 kilogram," ungkapnya.
Baca Juga: Dorong Potensi Perkebunan di Sukabumi, drh Slamet Lirik Minyak Atsiri
Andri menuturkan bahan baku laja gowah ia tampung dari warga yang mengambil dari hutan dengan harga Rp1.500 per kilogram.
"Dari hasil pengolahan, kami jual ke pabrik yang ada di Jakarta, rata rata produksi sesuai dengan PO per bulan 50 kilogram, dengan harga sesuai kualitas, ada per kilogram Rp 800 ribu, hingga Rp 1,2 juta per kilogram. Setiap penjualan di cek kualitas melalui Lab," terangnya.
Menurut Andri, sebenarnya pihaknya bisa memproduksi lebih besar, namun memang kendalanya dari peralatan. Sehingga pihaknya menggunakan alat penyulingan ukuran kecil.
"Memang prosesnya lumayan memakan waktu, mulai dari kupas, hammer mill, pengeringan selama 12 hari, sampai kadar air 25 persen , hingga 15 persen. Lalu penyulingan sampai 20 jam, sampai habis minyak yang terkandung dibahan baku. Sebenarnya ini potensi, kalau ada kapasitas penyulingan yang besar, dan invest dari pihak manapun, untuk pengembangan produksi minyak laja gowah," tandasnya.