SUKABUMIUPDATE.com - Yusman Sunarya, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kampung Cicareuh RT 04/01, Desa Tamansari, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, membagikan inspirasi bisnis tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) yang tengah ditekuninya.
Sebelumnya, Yusman menjelaskan bahwa Mocaf atau tepung singkong yang telah dimodifikasi tersebut memiliki keunggulan sebagai tepung gluten free dan sangat cocok untuk masyarakat yang telah meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan menghindari gluten. Menurutnya, banyak orang beralih dari tepung terigu yang umumnya tinggi gluten ke alternatif gluten free seperti Mocaf.
"Produksi singkong yang melimpah di Desa Tamansari, khususnya di Kecamatan Cikidang, memberikan keuntungan tersendiri. Banyak petani yang membudidayakan singkong, menjadi bahan baku utama untuk produksi Mocaf," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (30/9/2023).
Baca Juga: Nyukcruk Wisata Cikidang Sukabumi, Bupati Kunjungi Situ Cisuba hingga Kampung Ulin
Yusman menjelaskan bahwa ia mulai menekuni usaha Mocaf pada tahun 2021. Saat itu baru coba-coba dan pada tahun 2022 baru dijual secara komersil. Selama setahun setengah lebih itu, ia berhasil mengembangkan usahanya.
"Kami menekuni usaha Mocaf tidak hanya karena bahan bakunya melimpah, tetapi juga untuk menampung aspirasi petani singkong," kata Dia.
"Karena singkong itu salah satu komoditas yang harganya kalau tinggi bisa sampai Rp 2.000 tapi kalau jatuh bisa sampai Rp 300," lanjutnya.
Menurut Yusman, dengan adanya alternatif ketika singkong murah, bisa diolah menjadi salah satu prodak Mocaf tersebut, diharapkan petani punya altternatif, tidak tergantung terhadap harga yang lagi turun.
"Sekarang pasaran Rp 800 di petani, tapi kita sendiri membeli ke petani di harga flat Rp 1.500, supaya mengangkat petani juga," tuturnya.
Baca Juga: 8 Tips Mengelola Keuangan Bisnis, Jangan Lupa Dana Darurat!
Ia menambahkan bahwa selain memberikan alternatif kepada petani, Mocaf juga memiliki pangsa pasar yang cukup stabil. Meskipun masih menjual dalam jumlah terbatas di wilayah sekitar.
"Untuk pasarnya, awalnya kita ke Bogor, yang baru-baru itu Bandung, ada Bekasi juga dan sebulan terakhir ini ternyata banyak teman-teman yang sudah konsumsi Mocaf, tapi beli online di luar, yaitu di wilayah Sukabumi, dan sekarang ketemu dengan kita," kata Yusman.
Dalam menjalankan strategi pemasaran, Yusman saat ini masih fokus pada penjualan offline melalui distributor dan agen. Ia berharap dapat bertemu dengan profesional yang mendukung agar pasar Mocaf dapat diperluas lebih lanjut.
Yusman juga mengakui bahwa keberhasilan Mocaf tidak hanya berasal dari keahliannya, melainkan juga dari kualitas bahan bakunya yakni singkong asal Cikidang, Sukabumi. "Ternyata bukan kita yang jago, tapi bahan bakunya, jadi memang singkong Cikidang ini luar biasa, khusunya Sukabumi lah, itu berbeda dengan singkong di luar," ungkapnya.
Diketahui, sambung Yusman, Mocaf dapat digunakan dalam berbagai olahan makanan kekinian seperti mie, bolu, roti, dan lain-lain. "Bahkan, eksperimen terbaru, kita menciptakan pangsit Mocaf sukses dan booming dalam penjualan," jelasnya.
Yusman juga berencana untuk terus berinovasi dan melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada pelaku UMKM lainnya. "Saya ingin mengajak teman-teman UMKM untuk menggunakan Mocaf sebagai bahan baku, memperluas cakupan pasar, dan memberikan pemahaman bahwa Mocaf dapat menjadi alternatif yang sebanding dengan tepung terigu dalam proses produksi," pungkasnya.