SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah keterbatasan fisik, Tuntun (32 tahun) penyandang disabilitas atau difabel asal Kampung Cikaliung RT 09/02 Desa/Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi menyimpan semangat untuk hidup produktif dan mandiri.
Anak perempuan satu-satunya dari pasangan suami istri Enur (55 tahun) dan Ati (52 tahun) itu ditakdirkan tak memiliki dua lengan dan dua kaki yang sempurna sejak lahir. Meski begitu, Tuntun tidak merasa minder untuk berjualan di rumah panggungnya yang sederhana.
Sejak lima tahun terakhir, Tuntun berinisiatif memanfaatkan ruangan bagian tengah rumahnya dengan membuka usaha warung kecil yang menjajakan makanan ringan, sembako hingga kopi. Usaha tersebut bermodalkan dari uang Rp 150 ribu hasil menjual dua ekor ayamnya.
Ia kemudian dengan gigih menabungkan sebagian hasil jualannya tersebut, hingga akhirnya mampu membeli handphone sendiri untuk menjalankan usaha lainnya berupa jualan pulsa.
"Pelayanan warung dan yang beli pulsa, semuanya sama saya, tidak sama ibu atau adik adik. Kalau saat mandi dan salat (baru) dibantu sama ibu," ujarnya.
Baca Juga: Cerita Sidik Sang Atlet Difabel asal Sukabumi, Merantau ke Bekasi hingga Raih Medali
Tuntun menceritakan, tujuan dirinya menjalankan usaha kecil-kecilan ini demi menyambung hidup sekaligus membantu ekonomi keluarga. Diketahui, ayah serta ketiga saudara laki-laki Tuntun hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
Kedepannya, Tuntun ingin bisnis warungnya berkembang. Bahkan ia mempunyai mimpi bisa mengumrohkan kedua orang tuanya. Cita-citanya itu disampaikan kepada Koordinator PKH Kecamatan Kalibunder, Dandan Arwarana, yang menyambangi rumah Tuntun dan keluarganya pada Rabu (28/6/2023).
Menurut Dandan, keluarga Tuntun kini sedang diupayakan pihaknya bisa mendapat bantuan untuk tambahan modal usaha.
"Alhamdulilah keluarga tersebut sebelumnya mendapatkan BLT DD, dan sekarang mendapatkan juga BPNT, serta PKH atas nama ibunya Tuntun namun salah satu komponennya adalah Tuntun sendiri," ujarnya.
"Kami sedang berupaya untuk mendapatkan bantuan modal usaha, apakah berupa barang etalase, atau permodalan. Dia (Tuntun) memang cerdas orangnya, meski tak mengenyam bangku pendidikan namun bisa hitung baca dan menggunakan HP," pungkasnya.