SUKABUMIUPDATE.com - Toko ternak di Kabupaten Sukabumi menawarkan hal berbeda untuk konsumen. Toko di pinggir Jalan Raya Pangleseran Kabupaten Sukabumi ini memasang informasi jual bibit dinosaurus.
Pedagangnya bernama Hadi Pika Pribadi (32 tahun). Di depan tokonya dipajang replika telur dan bayi, dari hewan purbakala klad Dinosauria, yang diprediksi muncul pada periode Trias, sekitar 230 juta tahun yang lalu.
Sayangnya hanya strategi bisnis, Hadi tidak pernah punya stok bibit dinosaurus apalagi menjualnya. Ide marketing yang tidak biasa, membuat toko ternak miliknya bikin penasaran.
Baca Juga: Kenapa Fosil Dinosaurus Tak Pernah Ditemukan di Sukabumi? Ini Penjelasannya
"Setidaknya warga berhenti dan selfie di depan toko kami. Kalau mau belanja alhamdulilah," ucap Hadi kepada sukabumiupdate.com, Rabu (8/3/2023).
"Ingin beda dari yang lain, menurut saya itu sebagian dari ide marketing, tampilan kudu selalu update," sambung mas Pika begitu hadi sapa.
Pria kelahiran Pemalang Jawa tengah 1991 ini sejak 2009 merantau ke Sukabumi sebagai karyawan di peternakan ayam. Pada Mei 2018, mas Pika memutuskan untuk cari penghasilan lain, berhenti jadi karyawan dan coba berdagang.
Baca Juga: Peneliti Temukan Spesial Dinosaurus Raksasa Baru Pemakan Daging
"Saya dagang produk seputar ternak. Awalnya telor tapi bangkrut dan menyisakan hutang," upcanya.
Tahun 2019, ia coba kembali bangkit, berbekal ilmu dari pekerjaan sebelum mas pika kini menjadi pedagang atau agen bibit ayam dan bebek. Ia menjual Doc (day old chiks ) atau anakan ayam dan Dod ( day old duck ) atau anakan bebek, dan perlengkapan ternak lainnya.
"Tidak mudah. Sempet kena tipu juga sama orang. Sempet habis modal. Bangkit lagi, bangkrut, banyak hutan dan kena tipu jadi pengalaman berharga," bebernya.
Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Kekuatan Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus
Mas Pika kekinian makin nyaman dan santai serta bersyukur dengan apa yang didapatkannya. Dari rasa nyaman kemudian muncul ide-ide kreatif agar dagangannya dikenal dan laku.
Ia membuat banner toko dengan narasi menjual bibit Dinosaurus, Godzila, dan aneka jenis monster, tidak menjual bibit bayi, ultaraman, dan pahlawan super lainnya. Tak cukup disana, Mas Pika membuat replika telur dan bayi dinosaurus sebagai ornamen toko.
"Awalnya iseng ingin promosi tidak biasa, lewat ornamen dan medsos (media sosial). Ternyata laku, minimal dikalangan bocil, banyak yang datang untuk foto di telur dan bayi dinosaurus," bebernya.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Berwajah Bulldog Mirip T-rex
"Di whatsapp ada yang wa cuma iseng pppp sampai ratusan kali. Ada yang chat bang beli dinosaurus, ada juga yang buat hp saya blank karena pesan iseng yg banyak. Ada juga yang ujung-ujungnya curhat, macam-macamkan lah pokoknya. Sampai properti dipindahkan 50 meter dari lokasi toko oleh bocil bocil iseng," ungkap Pika.
Disini, jenis bibit ayam broiler afkir (pedaging yang tumbuh kembangnya lambat). Dijual sebagai peliharaan bocil, dengan warna-warni pelangi demi anak. Pika memastikan konsep ini tidak membuat ayam jadi rusak atau.
"Cuma perwarna buatan yang aman. Jadi ayamnya itu jika tekun tetap bisa menjadi hewan produktif," jelas Pika.
Baca Juga: Fosil Dinosaurus Herbivora Tertua Ditemukan di Asia
Anak ayam warna-warni, Rp 5 ribu perekor, anak ayam super (tumbuh kembang cepat), 6 -7 ribu rupiah perekor untuk eceran. Anakan bebek Rp 10-15 ribu perekor.
"Untuk reseller beda harga ya," tegasnya.
Dengan konsep ini, Pika bisa meraup keuntungan dari Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta per hari. Menjual anakan ayam dan bebek, 50 hingga 70 ekor perhari bahkan lebih.
"Bisa sampa 1 juta itu biasanya order besar (partaian). Dikim ekspedisi, Jabar, Jateng bahkan pernah ke luar pulau jawa," kata Pika.
Baca Juga: Berwajah Buaya! Ilmuwan Temukan Saudara Dinosaurus Berusia 125 Juta Tahun
Ia mendapatkan unggas ini dari peternakan resmi. Sementara bebek dibeli dari peternak lokal masyarakat sekitar.
Selain mangkal di tokonya, Mas Pika juga selalu berburu konsumen dengan mendatangi pasar-pasar dagangan setiap hari minggu. Seperti Minggu santai sekitar Santa Sea Kota Sukabumi dan lokasi lainnya.
Reporter: Restu (Kontributor)