SUKABUMIUPDATE.com - Pohon dewandaru yang juga sering disebut sebagai ceremai londo ini banyak dipercaya orang akan mistisnya. Dalam banyak rujukan menyebut pohon dewandaru bahka bisa meagkal ilmu santet sampai menjadi obat herbal untuk mengobati berbagai penyakit.
Mengutip goodnewsfromindonesia.id pohon dewandaru dalam terminologi jawa dapat diartikan sebagai kayu "pembawa wahyu dewa". Kata dewandaru banyak dijumpai dalam kisah pewayangan maupun dalam khasanah bahasa Jawa Kuno atau Sanskerta. Karenanya tidak mengherankan jika kemudian pohon bernama dewandaru ini kemudian sarat dengan mitos.
Salah satu cerita yang disebarkan dari mulut ke mulut menurut laman goodnewsfromindonesia adalah pohon dewandaru yang terletak di Gunung Kawi, Jawa Timur. Pohon dewandaru di Gunung Kawi terletak di kompleks makam Kiai Imam Sudjono dan Raden Mas Zakaria II.
Baca Juga: Bukan Bidara, Inilah Manfaat Hingga Mitos Dewandaru yang Banyak Tumbuh di Sukabumi
Pohon yang sudah ada sejak tahun 1871 ini tumbuh menjulang tinggi dan kini berbatas pagar besi setinggi 2 meter dengan lebar 0,5 meter tiap sisinya. Mitosnya, barang siapa melakukan semadi di bawah pohon dewandaru selama tiga hari dan tidak sengaja kejatuhan salah satu bagian pohon, entah itu ranting, daun, atau buah, dia akan mendapatkan kekayaan.
Setiap bulan September, pohon dewandaru di Gunung Kawi ini akan berbuah. Saat itu lah banyak orang berlomba-lomba mendapatkan “jimat” keberuntungan. Sebagian orang bahkan rela menginap dan tidur di bawah pohon dewandaru, demi mendapatkan ranting, daun, atau buah yang terjatuh.
Setiap bagian tersebut memiliki arti masing-masing. Jika yang terjatuh adalah daun, beberapa orang percaya akan mendapat rezeki berupa uang. Maka biasanya, daun ini disimpan dalam dompet sebagai jimat. Jika buahnya yang terjatuh, ini menandakan datangnya rezeki yang lebih besar.
Baca Juga: 13 Fakta Goa Kutamaneuh Sukabumi, Peristirahatan Prabu Siliwangi Sampai Johny Indo
Mitos ini membuat orang sampai rela menanam pohon dewandaru di depan rumah, berharap bisa kaya mendadak. Mitos ini juga membuat masyarakat sekitar Gunung Kawi melarang siapa pun memetik buah dan menggoyang pohon dewandaru.
Sementara itu mitos yang dipercaya oleh masyarakat Karimunjawa, pohon dewandaru ditanam oleh Sunan Nyamplungan yang merupakan putra dari Sunan Muria. Fungsinya untuk menjaga Karimunjawa tetap asri dan terhindar dari gangguan-gangguan yang dapat merusak.
Hal ini membuat pohon dewandaru tidak boleh dirusak atau dibawa keluar dari Karimunjawa. Siapa pun yang merusak pohon Dewandaru pasti akan terkena musibahnya.
Baca Juga: Peneliti Prediksi Gempa M8 Bisa Terjadi di Indonesia Bulan Maret 2023
Kekeramatan itu makin dikukuhkan karena di ruang tunggu lapangan terbang Dewandaru di Karimunjawa terpampang tulisan dilarang membawa pohon/dahan/ranting dewandaru. Petugas lapangan terbang juga memeriksa barang-barang bawaan penumpang yang hendak meninggalkan Karimunjawa.
Pohon dewandaru dan segala khasiatnya
Dewandaru (Eugenia uniflora) merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 30 meter dan hidup menahun. Batang pohon dewandaru tegak, berkayu, berbentuk bulat dengan kulit kayu berwarna cokelat.
Daun dewandaru merupakan daun tunggal, berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Daun berukuran sekitar 5 sentimeter dengan tepi daun yang rata dan pertulangan menyirip.
Baca Juga: 36 Bakal Calon DPD Jabar Tidak Lolos Verifikasi Faktual
Bunga tunggal dengan daun pelindung kecil berwarna hijau, mahkota bunga berwarna kuning sedangkan benang sari dan putik berwarna putih. Buahnya bulat dengan diameter sekitar 1,5 cm, berwarna merah. Bijinya kecil, keras, berwarna cokelat.
Dalam bahasa Inggris pohon yang dipercaya mempunyai kekuatan magis ini disebut dengan Surinam Cherry, Brazilian Cherry, atau Cayenne Cherry. Tumbuhan ini tersebar di daerah Amerika Selatan seperti Suriname, Brazil, Argentina, Urugay, dan Paraguay.
Di Indonesia, tumbuhan ini dapat ditemukan di beberapa tempat di pulau Jawa, Sumatra, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Salah satu daerah yang dikenal sebagai habitat dewandaru adalah kepulauan Karimunjawa.
Baca Juga: Ayep Zaki: Perlu Terobosan Baru Jaga Stabilitas Harga Pangan
Sejarah persebaran pohon dewandaru hingga ke Indonesia belum diketahui secara pasti. Kecuali berbagai mitos turun temurun yang berkembang di masyarakat. Terutama pada masyarakat Jawa, keberadaan pohon dewandaru sarat dengan mitos.
Mulai dari mitos soal asal-usulnya hingga berbagai khasiat magis sebagai kayu sakti dan bertuah. Karenanya, kayu dewandaru kerap kali dimanfaatkan untuk membuat aksesoris semisal tasbih, gelang, akik (batu cincin), dan kalung.
Aroma kayu dewandaru yang harum pun dipercaya sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan. Selain itu dianggap memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah karisma, dan pengusir gangguan gaib dan santet.
Baca Juga: Misteri Goa Pojok Lawang, Saudara Ketiga Goa Kutamaneuh dan Situ Kubang Sukabumi
Di balik khasiat mistis yang dipercayai oleh sebagian masyarakat, pohon dewandaru ternyata memiliki berbagai manfaat yang teruji secara klinis. Buah dewandaru selain mengandung air juga mengandung protein, karbohidrat, dan vitamin C. Kulit kayunya mengandung tanin. Sedangkan daunnya banyak mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoid.
Di Paraguay, hasil rebusan daun dewandaru digunakan untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Selain itu juga dapat menurunkan metabolisme lipid dan dapat digunakan sebagai efek proteksi pada trigliserida dan level lipoprotein yang sangat rendah, berdasarkan penelitian E Ferro dan tim yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology pada 1988.
Penelitian Bandoni dan tim pada 1972, seperti dikutip dari studi Cancer Cemoprevention Research Center menyebutkan buah dan daun dewandaru digunakan sebagai peningkat kualitas astringent dan mengurangi tekanan darah tinggi.
Baca Juga: 15 Paribasa Sunda dan Artinya: "Jadi Sabiwir Hiji", Si Paling Trending Topik
Dalam riwayat pengobatan tradisional Brasil menurut catatan studi Consolini dan tim yang dilakukan pada tahun 2000, disebutkan buah dewandaru digunakan sebagai antidiare, diuretik, antirematik, anti-febrile, dan antidiabetik.
Selain itu, ekstrak daunnya juga sebagai agen hipotensif. Studi yang dilakukan T Matsumura dan tim pada tahun yang sama menyebutkan dewandaru memiliki khasiat menghambat peningkatan level trigliserida dan glukosa plasma.
Mengutip dari buku JR Hutapea, Investaris Tanaman Obat Indonesia (1994) menyebutkan daun dewandaru sebagai obat tradisional berkhasiat sebagai obat mencret. Sementara itu, Scapoval dan tim pada tahun 1994 mempublikasikan temuan daun dewandaru memiliki khasiat aksi anti inflamasi yang tinggi.