SUKABUMIUPDATE.com - PT Amarta Karya (Persero) atau AMKA membuka lowongan kerja dengan sejumlah kriteria. Badan usaha milik negara atau BUMN yang menjadi main contractor proyek Bukit Algoritma di Sukabumi ini mencari karyawan untuk posisi Construction Manager.
Informasi tersebut diunggah AMKA di akun Instagram resminya pada Jumat, 24 Februari 2023. "Kabar baik untuk kalian yang memiliki kemampuan dan berpengalaman sebagai Construction Manager," tulis pengelola akun Instagram BUMN konstruksi itu di keterangan unggahannya.
Kualifikasi yang ditetapkan AMKA untuk posisi Construction Manager ini antara lain pria, usia 35 hingga 45 tahun, pendidikan minimal S1 Teknik Mesin, diutamakan memiliki pengalaman pekerjaan instalasi piping & equipment ME minimal tiga tahun, dan bersedia ditempatkan di proyek di seluruh Indonesia.
Pelamar dapat mengirimkan Curriculum Vitae (CV) ke email: [email protected]. AMKA menyatakan batas waktu pendaftaran ditutup 28 Februari 2023. "Lowongan ini merupakan resmi dari PT Amarta Karya (Persero) dan tidak dipungut biaya apa pun," lanjut keterangan itu.
Baca Juga: Kasusnya Tak Terkait Bukit Algoritma Sukabumi, PT AMKA Siap Transparan dengan KPK
Sekilas tentang Bukit Algoritma
Proyek Bukit Algoritma memulai groundbreaking pada 9 Juni 2021. Pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia seperti Silicon Valley di AS ini berlokasi di Cibadak dan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Bukit Algoritma akan dibangun di lahan seluas 888 hektare yang mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari.
Proyek tersebut terbagi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun tahap pertama, tiga tahun tahap kedua, dan empat tahun tahap ketiga.
Namun, hingga setahun berjalan, belum ada pembangunan terkait proyek Bukit Algoritma. Ini diungkap Kepala Desa Pangakalan Usep Saepulrohman. Pada Juni 2022, Usep mengatakan belum ada pembangunan apa pun soal Bukit Algoritma, khususnya yang masuk di wilayah Desa Pangakalan.
Pada April 2022, External Affairs PT AMKA Hilmi Dzakwan Shodiq mengatakan pembangunan Bukit Algoritma masih tertunda akibat dana investor yang belum masuk. Belum masuknya dana investor menyebabkan pihak kontraktor belum bisa bergerak melakukan pembangunan.
Groundbreaking di Cikidang pada 9 Juni 2021menjadi awal dimulainya pengerjaan tahap pertama selama tiga tahun oleh BUMN PT AMKA selaku main contractor. Namun hingga 2023, masih belum ada informasi terkait nasib proyek tersebut.
Bukit Algoritma merupakan proyek yang digagas PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan Kerja Sama Operasional bernama PT Kiniku Bintang Raya yang ketua pelaksananya diisi Budiman Sudjatmiko, politikus PDI Perjuangan sekaligus Komisaris PT Perkebunan Nusantara V.
Baca Juga: Pesona Cikidang Sukabumi, Gutta Percha Zaman Belanda hingga Bukit Algoritma
Lahan seluas 888 hektare lokasi Bukit Algoritma adalah milik PT Bintang Raya Lokalestari. Dalam laporan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tahun 2018, perusahaan itu tercatat mengusulkan tanah tersebut untuk menjadi KEK Sukabumi dengan kegiatan utamanya: pariwisata, fusi sains, dan teknologi.
Saat groundbreaking, Budiman menginformasikan perkembangan investasi yang masuk ke Bukit Algoritma. Dia menyebut ada investor baru dari beberapa negara Asia yang menanamkan modalnya untuk pengembangan riset sensor pencari ikan bagi nelayan di Indonesia.
"Untuk bidang ini nilainya Rp 1,7 triliun," kata Budiman usai peletakan batu pertama.
Angka tersebut menambah nilai investasi yang sebelumnya telah lebih dulu masuk ke proyek Bukit Algoritma yakni Rp 18 triliun dari Kanada untuk pembangunan klaster fase pertama yang digarap PT Amarta Karya.
Klaster pertama itu berupa pembangunan infrastruktur. Kemudian ada juga investasi ekosistem energi terbarukan yang berasal dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun--yang kata Budiman pengerjaan investasi energi terbarukan ini dilakukan di luar Sukabumi.