SUKABUMIUPDATE.com - Ini cerita pasutri alias pasangan suami istri di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang mencoba bangkut setelah usaha makanan ringannya digulung rumitnya pinjaman kredit modal usaha perbankan. Pasutri di Kecamatan Cibadak ini kembali bangkit dengan kembang goyang, bermodal jalinan kepercayaan jaringan sesama pelaku usaha rakyat di Sukabumi.
Anton Diono (50 tahun) dan istrinya Susi Susanti (46 tahun) kembali menata bisnis usaha kuliner mereka yang sempat ambruk didera masalah keuangan. Bisnis warga Salamanjah, Desa Batununggal mereka saat itu hancur karena tak mampu mengembalikan pinjaman kredit modal dari salah satu bank swasta di indonesia.
Bahkan saat mereka kembali memulai usaha dari ini dari nol, tetap harus mencicil kredit pinjaman. “Dulu aset jaminan pinjaman disita bank karena tak mampu mencicil Angsurannya. Kami pinjam Rp 700 juta sebagai modal usaha, baru bisa angsur dua bulan, pendapatan mandek karena uang dihutangi sama pedagang, rumah sampai disita,” beber Anton kepada sukabumiupdate.com, Selasa 22 Februari 2023.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Drh Slamet Minta Pemerintah Jaga Pasokan dan Kelangkaan Sembako
Pengalaman 2016 ini menjadi pelajaran berharga bagi Anton dan Susi, kini mereka memulai kembali usaha yang cemilan dengan modal kemitraan, bahan baku dari rekan yang percaya dengan mereka.
Anton punya rekanan pemilik toko bahan baku kue di Karangtengah Cibadak yang siap mendukung usaha mereka. Setiap 3 hari Anton mengambil bahan-bahan produksi kembang goyang, seperti terigu, tepung beras, bawang, garam 5 pack, gula, biji wijen, minyak sayur, serta plastik packing, dengan sistem tunda bayar alias bon.
“Sekarang kami berjalan selangkah demi selangkah saja. Beruntung banyak teman yang percaya, menyuport bahan baku, kalau peralatan masih ada sisa dari usaha lama,” bebernya.
Baca Juga: Telah Hilang STNK Motor Honda F 2613 TJ
Kurang lebih 7 bulan merakit kembali usaha cemilan, produksi mereka sudah kembali ke trek sebelumnya. Menjadi salah satu produk cemilan unggulan Kampung selamanjah, Desa batu nunggal, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Lambat laun, pasar kembali datang. Usaha mulai dibanjiri orderan oleh pelaku ukm (pedagang). Cemilan kembang goyang yang terbuat dari tepung terigu dan sedikit tepung beras bertabur biji wijen ini memang digemari.
"Kalau pengiriman alhamdulillah baru 3 toko besar yang sudah jadi langganan kita. Sedap Sari cantayan, Prima Snack Cipanengah, Vini Vici Snack parungkuda, serta wilayah sekitar Sukabumi. Kalau yang datang kesini langsung banyak dari parungkuda bahkan dari grosir-grosir makanan. Dengan sistem pembayaran PO (pre order)," ungkap Anton.
Baca Juga: Siapkan Dokumennya! Simak Syarat CPNS 2023 untuk Lulusan SMA dan S1
Anton menuturkan, satu ball yang berisi 1 kg kembang goyang dijual Rp 35 ribu. "Itu untuk eceran, kalau beli partai mulai dari harga Rp 30 ribu per 1 ball," tuturnya.
Dia sangat bersyukur bisa kembali bangkit, mengingat usaha ini dimulai kembali tanpa modal sepeserpun. Dorongan dari rekan dan orang terdekat mereka yang memberi kepercayaan serta semangat.
Reporter: Restu (kontributor)