SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu mukjizat agung yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. Isra Mikraj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam.
Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
Peringatan Isra Miraj pada tahun 2023 ini jatuh pada hari Sabtu tanggal 18 Februari. Berikut ini 11 fakta terkait kejadian agung tersebut yang berhasil dirangkum sukabumiupdate.com dari berbagai sumber.
1. Isra Mikraj terjadi pada tahun ke-10 kenabian
Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
2. Isra Mikraj merupakan perjalanan Suci
Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.
John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mikraj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.
Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Miraj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mikraj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.
3. Berjumpa dengan Allah SWT
Menurut Dr. Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mikraj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, mengutip pendapat Ibnu Taimiyah, mengatakan bahwa Nabi Muhammad melihat Allah seperti melihat manusia. Artinya, dengan mata telanjang. Pendapat lain yang dikutip dari perkataan Ibnu Abbas, menyebutkan bahwa Nabi melihat Allah dengan multak dan dengan sanubarinya.
4. Mikraj merupakan hakikat spritual salat
Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mikraj mencerminkan hakikat spiritual dari salat yang dijalankan umat Islam sehari-hari. Dalam artian, salat adalah mikraj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.
Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mikraj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
5. Napak tilas Ibrahimiyah
Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad berdakwah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim.
6. Bertemu dengan para Nabi
Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW. Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak mesti secara langsung.
Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa mereka pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya.
7. Pembersihan
Pertama, pembelahan dada Nabi Muhammad saw untuk dibersihkan. Salah satu peristiwa menarik berkaitan dengan Isra Mi'raj adalah pembersihan jiwa Rasulullah secara simbolis, yaitu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk membelah dadanya dan membersihkan hati Nabi dari potensi sifat buruk.
Selain di momen Isra Mi'raj, ada tiga peristiwa serupa selama Nabi hidup, yaitu saat Nabi berusia empat tahun ketika berada di perkampungan Bani Sa'ad, saat Nabi berusia sepuluh tahun (mendekati usia taklif), dan saat Jibril membawa wahyu pengangkatan Nabi atau saat usianya mencapai 40 tahun.
8. Buraq
Transportasi yang Nabi gunakan untuk menempuh perjalanan kilat Isra Mi'raj bernama buraq. Diriwayatkan bahwa ukuran tubuh kendaraan tersebut lebih kecil daripada kuda dan lebih besar dari bada bagal. Buraq melangkah sejauh matanya memandang.
9. Perjalanan jasadiyah
Ada ragam pendapat ulama soal Nabi melakukan Isra Mi'raj dengan jasad dan ruh. Ulama berselisih pendapat mengenai kondisi Nabi saat melakukan perjalanan dalam satu malam ini. Ada yang berpendapat Nabi Isra Mi'raj dengan ruhnya saja, ada yang mengatakan Isra Nabi dengan jasad dan ruh; sementara Mi’raj dengan ruh, dan ada pula yang berargumen Nabi Isra Mi'raj dengan jasadnya saja.
10. Minum susu
Begitu Nabi selesai melaksanakan shalat di Masjidil Aqsha, ia diberi dua gelas berisi dua minuman yang berbeda, yaitu khamr dan susu. Minuman yang Nabi pilih adalah susu. Menurut al-Buthy, itu menjadi pertanda bahwa Islam adalah agama fitrah. Maksudnya, akidah dan semua hukum Islam sesuai dengan fitrah manusia. Tidak ada satu pun dari Islam yang bertentangan dengan tabiat asli manusia.
11. Gelas Ash-shiddiq
Abu Bakar memperoleh gelar 'ash-shiddiq' pada keesokan hari setelah peristiwa Isra Mi'raj, Nabi mengabarkannya kepada penduduk Makkah. Alih-alih percaya, justru banyak masyarakat yang mengingkari dan mengejek Nabi. Saat itulah tampil Abu Bakar sebagai sahabat yang membenarkan apapun yang Nabi sampaikan. Sejak saat itu Abu Bakat mendapat julukkan 'ash-shiddiq'.