SUKABUMIUPDATE.com - Hari Jumat dalam bahasa Arab disebut Yaumul Jum'at. kata Jum'at sendiri bersinonim dengan kata ijtimak yang artinya berkumpul.
Hari Jumat merupakan hari yang istimewa. Keistimewaan hari jumat bukan hanya dari spiritualitasnya saja, melainkan karena salah jumat memiliki makna sosial yang tinggi, bahkan jika pemahaman tentang makna sosial salat jumat itu di praktekan, bisa menjadi solusi bagi problematika ummat Islam kekinian.
Mengutip khotbah Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang ditayangkan dalam media sosial resmi miliknya @Adi Hidayat official pada 16 Juli 2022. Menurutnya, Salat Jumat setidaknya mengandung tiga makna utama, pertama Jumat mengandung makna kata aljam'u yang berarti datang berkumpul, kedua Jumat mengandung makna at-taaruf yang berarti saling mengenal, ketiga Jumat mengandung makna al-ihtimam yang berarti saling memberikan perhatian.
Jadi yang diharapkan datang ke jumat itu, menurut Adi dalam khutbahnya, bukan sekedar anda datang duduk mendengarkan khutbah, lantas salat dua rakaat dan pulang begitu saja, bukan itu yang diinginkan.
Baca Juga: Tata Cara Salat Ba'diyah Jumat dan Batasan Rakaatnya
Katanya, perbedaan antara orang beriman kalau berkumpul dengan orang yang belum beriman, ada penekanan yang berbeda.
"orang beriman kalau datang bukan sekedar kumpul, lihat siapa disampingnya yang datang, kenali siapa yang duduk dikanan dan kirinya, perhatiakan siapa yang ada dibelakangnya," jelasnya
Karena itu tidak pernah yang datang salat jumat pada era nabi Muhammad SAW, kecuali diketahui siapa yang datang, apa keperluannya, apa kebutuhannya. sehingga tidak pernah ada yang datang untuk salat jumat, kecuali sepulang salat jumat selesai kebutuhannya.
Adi Hidayat menceritakan, pada zaman Rasulullah diceritakan ada sahabat bernama Sulaik dari Ghatafan, dia datang dari tempat yang jauh, kemudian tiba dimasjid saat salat jumat sedang berlangsung, kemudian Nabi memperkenalkan kepada jama'ah lainnya. "Inilah sodara kita".
Baca Juga: Bolehkah Tidak Melaksanakan Shalat Jumat Saat Sedang Sakit? Simak Penjelasannya
Setelah salat jumat selesai, Sulaik Alghatafan dikerubuti para jamaah lainnya dan ditanya tentang apa keperluanya dan apa kebutuhannya.
"Jadi kalau ini dipraktekan, nilai jumat solutif ini, jumat yang penuh kebersamaan, jumat yang penuh perhatian. Demi Allah, tidak akan pernah terjadi pada konidisi ummat Islam kecual hadir persatuan, hadir sinergitas dan hadir apa yang selalu kita dambakan, yaitu kemaslahatan diantara orang beriman," urainya
Adi mencontohkan, Ada seorang yang sakit tidak mampu kerumah sakit, datang bertemu di jumat dengan dokter selesai masalahnya. Ada mahasiswa bertemu dengan dosen di jumat, dia bisa berkonsultasi persoalan dikampusnya. Ada yang tidak punya pekerjaan bertemu di jumat dengan pengusaha selesai masalahnya.
"Setelah 15 abad dari kehidupan nabi, dimana Jumat yang dinginkan oleh Rasulullah itu,". Hai orang yang beriman, sambung Adi, iman kita dipertaruhkan untuk menampilkan esensi Jumat dalam berprikehidupan.