SUKABUMIUPDATE.com - Transformasi dan inovasi adalah kata kunci dalam dunia bisnis di era digital seperti saat ini. Walaupun hanya lulusan SMP, Kang Mus pengrajin golok dan senjata tajam di Cibatu Kabupaten Sukabumi, berhasil membuka pasar luar negeri untuk produk-produk kerajinan pandai besinya, dengan omset puluhan juta per bulan.
Kang Mus adalah generasi penerus dari sentra kerajinan logam golok Cibatu di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Disini menjadi pandai besi adalah tradisi bagi sebagian warga yang mempertahankan usaha tersebut sebagai sumber penghidupan.
Kang Mus yang saat ini berusaha 32 tahun adalah salah satu penerus usaha pandai besi Cibatu. Kerajinan ini sudah turun temurun dari kakek kemudian ayahnya lalu kini ke kang Mus.
Menurutnya, dulu di Desa Cibatu 80 persen mata pencahariannya adalah perajin senjata, dan kini banyak yang sudah alih profesi. Mungkin karena bangkrut, sulit menembus pasar dan lainnya.
“Kalau saya sendiri sudah 9 tahun menekuni usaha keluarga ini,” ucapnya kepada sukabumiupdate.com, di bengkelnya yang berada di Jalan Raya Siliwangi 111 Cibatu, Jumat, 27 Januari 2023.
Dahulu lanjut kang Mus, usaha kerajinan logam dan baja ini dikerjakan secara tradisional dengan alat seadanya. Tak heran jika dalam seminggu, bengkelnya saat itu hanya bisa memproduksi beberapa item saja, baik golok, sangkur, pedang, samurai dan lainnya.
Baca Juga: Mainnya dengan Golok Hingga Ular, Mengenal Gadis Pemain Debus Asal Nagrak Sukabumi
Seperti juga kebanyakan generasi penerus Cibatu, Kang Mus sempat meninggalkan panasnya hawa api tungku tempa besi. Ia sempat hanya menjadi reseller dari produk logam, karena keuntungannya saat itu menggiurkan, dijual hingga 5 kali lipat dari harga modal.
Zaman berubah, reseller tak terlalu menggiurkan lagi saat pasar mulai terbuka bahkan hingga ke luar negeri, cukup modal kuota dan smartphone seperti saat ini. Kang Mus memilih kembali menjadi produsen, walaupun persaingan semakin ketat, karena melihat dan merasakan serta membandingkan langsung dengan produsen kerajinan besi dari berbagai belahan dunia.
“Saat ini produk cibatu itu sudah punya nama di Yaman, Kuwait, Mesir, Inggris , Amerika dan negara lainnya. Mereka tertarik pada sangkur, pedang dan jenis lainnya dari Cibatu yang kini bisa diakses melalui media sosial,” bebernya.
Lewat medsos produk Cibatu dikenal dunia. Kang Mus Media juga memanfaatkan medsos sebagai gurunya dalam bisnis kerajinan pandai besi ini.
Ia banyak belajar pembuatan senjata dan lainnya dari youtube dan platform lainnya. Amati, tiru dan modifikasi menjadi hal yang dilakukan Kang Mus tanpa henti agar produk-produknya makin berkualitas.
Istilah Kang Mus wajib transformasi jika tidak ingin dilindas jaman. “Kita harus bertransformasi. Gaya tradisional harus ditinggalkan, bengkel-bengkel di Cibatu kini tak ragu mengadopsi peralatan modern,” jelasnya.
Baca Juga: Pengrajin Pedang dan Golok Khas Cibatu Kabupaten Sukabumi
Di bengkel kang Mus misalnya, saat ini sudah punya peralatan untuk mempermudah mengukir pola di bilah pedang dan sajam lainnya "Ini untuk meningkatkan kemampuan produksi juga. Sekarang kita bisa bikin ratusan item per bulan. Produksi juga macam-macam, ada yang massal ada yang pesanan khusus," papar kang Mus.
Di bawah bendera karya seni cibatu, kang Mus dan 8 karyawannya kini terus menimba ilmu menciptakan karya-karya terbaik dari Cibatu, khususnya golok yang sudah punya nama di dunia.
“Di sejumlah pecinta sajam dunia, kami dikenal sebagai salah satu produsen pedang Zulfikar. Pedang dengan ujung seperti gunting. Tentu dengan kualitas baja pilihan,” ungkapnya.
Kang Mus kini tengah memenuhi pesanan para pelanggannya di Jawa, Sumatera, Kalimantan bahkan hingga ke luar negeri. “Sekarang jualan lebih mudah, cukup modal pajang produk-produk terbaik di media sosial atau masukan ke aplikasi jual beli (online shop).”
"Dulu itu susah mau jualan, yang produksi banyak. Sampai kita nebeng dari orang, door to door, rekan ke rekan keluarga ke keluarga, tapi gak nyangka jadi saat ini serasa mimpi" kenangnya sambil tersenyum.
Dalam setahun kata Kang Mus, ia bisa mengantongi omzet Rp 80 juta hingga Rp 100 juta. “Namanya usaha, kadang naik kadang turun, disitulah tantangannya. Kita banyak belajar dari para ahli bisnis di media sosial juga. Yang penting tadi, fokus dan terus berinovasi, karena dunia selalu bertransformasi,” tegasnya.
Penasaran dengan karya Kang Mus dan perajin golok Cibatu, kepoin aja akun instagramnya @karyasenicibatu. Jangan kaget karena kang Mus sering pakai bahasa campuran, Inggris, Sunda dan Indonesia, maklum lagi jualan untuk dunia.