SUKABUMIUPDATE.com - Fajar adalah contoh anak yang sangat menyayangi ibunya. Pemuda 20 tahun warga Cibadak Sukabumi ini rela mengubur dulu mimpi melanjutkan pendidikan ke sekolah tinggi, memilih menjadi helper yang penuh keringat.
Sehari-hari warga Kampung Bojong Koneng 001/003 Cibadak adalah pekerja yang bertugas mengirim barang dari gudang sembako di Sekarwangi. Mengantarkan barang-barang pesanan ke konsumen, berkeliling dari pasar ke pasar lainnya di wilayah Sukabumi, kota dan kabupaten.
“Istilahnya helper atau kenek, saya angkut barang dari gudang ke mobil. Turunkan dari mobil angkut ke konsumen di pasar atau di tempat lainnya. Saya juga bertanggung jawab mengurusi administrasi lapangan dari konsumen termasuk uang,” ujar Fajar kepada sukabumiupdate.com, disela kesibukannya mengantar barang di Pasar Cisaat, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga: Cara Mengatasi Quarter Life Crisis, Sering Dialami Anak Muda Usia 20-30 Tahun
Tahun lalu, selepas lulus SMK dari salah satu sekolah swasta di Kabupaten Sukabumi ia membuladkan tekad mencari uang untuk kehidupan sehari-hari bersama sang ibu. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini adalah yatim yang ditinggal wafat sang ayah saat ia masih duduk di kelas 6 sekolah dasar.
Sejak saat itu, sekolah hingga tamat SMA dibantu oleh kedua kakak perempuannya yang saat ini masing-masing sudah berkeluarga. Kini Fajar mengambil tanggung jawab sebagai kepala keluarga, memastikan kebutuhan sang ibu terpenuhi.
“Tidak mungkin terus berharap bantuan dari kedua kayak saya. Mereka sudah punya keluarga, saatnya mandiri dan menjadi tulang punggung untuk ibu. Saya memutuskan untuk bekerja,” jelasnya.
Baca Juga: 7 Jenis Istirahat yang Sering Dilewatkan, Bikin Tubuh Tetap Lelah!
Tidak mudah mendapatkan pekerjaan bermodal ijazah SMK di Sukabumi. Itu disadari Fajar.
“Saya tidak melamar ke tempat lain. Jadi helper pekerjaan pertama setelah lulus sekolah. Saya melamar di gudang sembako dan diterima. Awalnya bagian gudang, kemudian saya diminta urusi pengiriman barang ke konsumen,”” lanjut Fajar.
Penghasilan sebagai Helper Rp 86 ribu per hari. Dari sana Rp 50 ribu disisihkan untuk kebutuhan sang ibu di rumah, sisanya biaya operasional harian Fajar.
Baca Juga: Vape Lebih Baik dari Rokok, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter Paru
“Kadang semuanya untuk ibu. Saya juga dapat honor bulanan kurang lebih Rp 500 ribu. Ini ditabung untuk biaya tak terduga di rumah, di luar kebutuhan sehari-hari.”
Tak banyak harapan Fajar, selain melihat ibunya tetap bahagia di usia senja. Ditengah kesibukannya saat ini, Fajar tetap berusaha merajut asa dari mimpinya yang tertunda.
Ia tetap getol mendalami ilmu peternakan, karena bermimpi bisa punya sapi dan kambing suatu hari nanti. “Saya ingin jadi peternak sapi dan kambing. Sekarang belajarnya nggak dibangku kuliah, tapi dari internet, dari youtube dan lain-lain. Semoga bisa nabung untuk beli sapi dan kambing,” tegasnya.
Reporter: Restu (Magang)