SUKABUMIUPDATE.com - Perjuangan warga Sukabumi yang satu ini luar biasa. Setiap hari mang Edi menapaki jalanan mendorong gerobak Mie Ayam demi cita-cita kelima anaknya, yang ingin mengenyam pendidikan tinggi.
Edi yang saat ini berusia 47 tahun ingin pendidikan anak-anaknya lebih baik.
“Saya dan istri hanya lulus SMP. Sebagai orang tua kami ingin anak-anak bisa mengenyam pendidikan maksimal hingga perguruan tinggi,” ucap Warga Desa Karangtengah Kecamatan Cibadak, ini kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, 14 Januari 2023.
Ia punya 5 anak, putra sulung kini tengah mengenyam pendidikan S1 management informatika di salah satu kampus di Sukabumi. Anak kedua masih duduk dibangku SMA, anak ketiga SMP, anak keempat dan bungsu masih mengenakan seragam sekolah dasar (SD).
Baca Juga: Berbekal Uang Pesangon PHK, Pasangan Muda di Sukabumi Ini Terinspirasi Mochi
Dana pendidikan untuk anak-anaknya ini dikumpulkan Edi dari berdagang mie ayam keliling. Usaha ini sudah dilakoninya lebih dari 10 tahun.
Edi bukan pedagang yang biasa mangkal, ia selalu berkeliling wilayah Cibadak dan sekitarnya mendorong gerobak Mie Ayam.
“Saya lebih nyaman keliling dari pada mangkal,” jelasnya.
Baca Juga: Bosan Minum Obat, Lansia di Sukabumi Kembangkan Tanaman Herbal di Sekitar Rumah
Edi kemudian bercerita bahwa sebelum mie ayam, ia pernah menjajal dagang es cendol dan bubur kacang. Ia sendiri memulai menjadi pedagang keliling sejak tahun 2022.
“Saya dagang es dan bubur kacang itu sampai tahun 2009. Penghasilannya tipis bahkan sering rugi karena produk yang tidak tidak terjual, mudah basi. Akhir 2009 saya coba meracik mie ayam dengan bumbu sendiri. 2010 saya pasarkan keliling di sekitaran sekarwangi Cibadak,” bebernya.
Alhamdulilah dari coba-coba kini Mie Ayam mang Edi termasuk salah-satu jajanan keliling yang ditunggu pembeli. Jika mang Edi jualan keliling dengan gerobak, maka Lilis (40 tahun) sang istri, mangkal di sekitar pom bensin Karangtengah, Cibadak.
Baca Juga: Cerita Mas Heris, Jualan Bakso di Sukabumi Dari Harga 10 Sen Per Mangkok
“Istri juga dibantu oleh Alpin (putra sulung) yang ikut berjualan saat tak ada jadwal kuliah,,”.
“Kami jualan mie ayam sejak harga Rp 5 ribu per mangkok. Bahan baku naik terus, sekarang harga mie ayam Rp 10 ribu per mangkok. Penjualan sekarang tidak sebanyak dulu,” ungkap Mang Edi.
Ia menjelaskan, dulu bisa menjual 50 hingga 70 mangkok mie ayam per hari, namun saat ini paling hanya 40 mangkok. “Alhamdulilah pendapatan bersih per hari bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dan bekal sekolah anak-anak,” jelas mang Edi.
Writer: Restu Adi Prabowo (Magang)