SUKABUMIUPDATE.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melanjutkan komitmennya dalam melakukan operasi rendah karbon di industri hulu migas secara terintegrasi.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti saat membuka acara Gowes Jelajah Hulu Migas di Bojonegoro yang digelar Bersama TV Tempo, Minggu 18 Desember 2022.
“Komitmen itu telah tertuang dalam rencana strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 (IOG 4.0) tahun 2020-2030,” kata Shinta.
Baca Juga: Arus Lalin Jalur Sukabumi - Bogor, Kendaraan Mengular ke Arah Jembatan Pamuruyan
Dia menambahkan, isu keberlanjutan lingkungan menjadi salah satu prioritas dalam pilar dalam IOG 4.0. Hal itu dilakukan agar kegiatan operasional hulu migas dapat berjalan baik namun lingkungan tetap terjaga.
Acara gowes bareng bersama sekitar 286 orang peserta di acara Gowes Jelajah Hulu Migas yang digelar Minggu (18/12) juga dilaksanakan dalam rangka mensosialisasikan program pengembangan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di industri hulu migas. Pada acara tersebut SKK Migas mengajak seluruh stakeholder, masyarakat, para Kontraktor Kerja Sama untuk gowes bersama dan melakukan dialog.
“Ini supaya tercipta sinergi dan kekompakan antara industri hulu migas dan juga seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Bojonegoro dalam mendukung pemenuhan target produksi migas nasional,” kata Shinta lagi.
Baca Juga: Profil Try Sutrisno, Mantan Wapres RI yang Kini Sedang Sakit
Dalam acara Gowes Jelajah Hulu Migas itu, peserta diajak gowes sejauh 36 kilometer menyusuri daerah-daerah di Bojonegoro seperti Bendung Gerak, Waduk Leran, dan Waduk Gerobokan, Bojonegoro. Selain itu juga dilakukan penanaman pohon bersama sebagai simbol inisiatif program penurunan emisi karbon.
Hadir dalam penanaman itu antara lain: Shinta Damayanti (Sekretaris SKK Migas), Wakil Kepala Polres Jakarta Kompol David Manurung, Dave Ardian Seta (Exxon Mobil Oil Cepu Limited), Edy Purnomo (Pertamina EP Cepu), Direktur TV Tempo Burhan Sholihin, Pemimpin Redaksi Koran Tempo Jajang Jamaludin dan Pemimpin Redaksi Tempo.co Anton Apriantono.
Dalam kesempatan terpisah Edy Purnomo, Jambaran Tiung Biru Site Office & PGSA Manager Pertamina EP Cepu, menambahkan bahwa selain menanam pohon, pihaknya juga menggelar program pengembangan masyarakat. Salah satu inisiatifnya adalah dengan membantu Badan Usaha Milik Desa di sekitar kantor Pertamina EP Cepu.
Baca Juga: Lirik Terjemahan Lagu Beautiful Christmas dari Red Velvet ft Aespa, Sambut Natal 2022
“Bojonegoro itu selalu kekurangan pasokan telur, karena itu kami mendampingi warga melakukan budidaya ayam petelur. Saat ini sudah 10.000 ayam yang dibudidayakan lewat tiga BUMD,” kata Edy.
Proyek Jambaran Tiung Biru Jadi Andalan
Pada kesempatan tersebut, Shinta juga mengatakan bahwa banyak capaian yang diraih oleh SKK Migas dan para Kontraktor Kerja Sama. Salah satunya adalah Proyek Jambaran Tiung Biru yang mulai beroperasi pada 20 September 2022.
“Proyek ini menjadi kebanggan karena ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional Industri Hulu Migas,” kata Shinta Damayanti, Sekretaris SKK Migas dalam acara Gowes Jelajah Hulu Migas, Minggu (18/12).
Baca Juga: Termasuk Gunung Padang Cianjur, 5 Tempat Wisata di Jabar Ini Kental dengan Kisah Legenda
Menurut Shinta, investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 1,55 milyar atau setara dengan Rp 22,5 triliun. Proyek ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 330 MMSCFD dengan dengan level produksi saat ini sebesar 192 MMSCFD. Proyek ini diproyeksikan akan menghasilkan penerimaan negara sebesar US$ 1,59 miliar atau setara dengan Rp 23,1 triliun.
Ladang minyak blok wilayah kerja Cepu-Bojonegoro selama ini menjadi salah satu andalan untuk memasok energi nasional. Hingga Mei 2022 lalu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) telah berhasil melakukan produksi siap jual (lifting) ke-800 dari Wilayah Kerja (WK) Cepu.
"Jika dihitung sejak WK Cepu berproduksi, dengan total investasi sekitar Rp. 57 triliun (atau US$ 4 miliar), WK Cepu telah menghasilkan 540 juta barel minyak dan memberikan lebih dari Rp. 310 triliun (atau US$ 21,6 miliar) bagi pendapatan negara berupa bagi hasil pemerintah dan pembayaran pajak," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto beberapa bulan lalu