SUKABUMIUPDATE.com - Air laut yang rasanya asin ternyata bisa diolah menjadi air minum bahkan bisa dibuat batu es. Inovasi ini yang dilakukan TNI disebuah gudang Milik Kodim 0622 di Jalan Pelita, Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Di dalam bangunan tersebut terdapat mesin yang mampu mengolah air laut menjadi air tawar. Pangdam III/ Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo beserta jajarannya, melihat secara langsung mesin-mesin itu bekerja pada Kamis 20 Oktober 2022.
Berdasarkan pantauan, mesin tersebut berada di dalam sebuah bangunan gudang berukuran 10 x 15 meter persegi. Di bagian belakang gudang, terdapat sebuah tandon air berkapasitas 12 ribu liter yang menampung air laut, kemudian di bagian dalam gudang juga terdapat beberapa tandon air serupa hanya saja kapasitasnya lebih kecil.
Antar tandon tersebut terpasang pipa air yang sambungannya terhubung ke dalam mesin pengolah air.
"Dari tandon kapasitas 12 ribu liter masuk ke tandon 5 ribu liter lalu disuling menjadi air tawar, dimasukan ke filter RO (Reverse Osmosis/Osmosis Terbalik) menurunkan kadar tingkat toksin dan kandungan zat berbahaya dalam air," kata Vilas Cubilas, rekanan TNI dalam program air bersih.
Menurut Vilas, mesin pengolah air tersebut tak hanya mampu menyuling air laut menjadi air layak minum, juga bisa mengolahnya menjadi es batu kristal dan garam. Mesin ini, lanjut dia, merupakan inisiasi dari Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arif Wibowo. “Karya anak bangsa, dibuat oleh tim beliau di Solo untuk Kodim 0622," ujar Vilas.
“Cara kerjanya air laut di filterisasi diolah menjadi air tawar kemudian menjadi air RO siap minum yang minim zat berbahaya. Yang dihasilkan disini TDSnya (Total Dissolved Solid) mencapai angka 2-4 kandungan zat yang berada di dalam air. Nah, 4 itu sudah tingkat terendah, bisa dibilang sudah tidak ada zat partikel lain di dalam air tersebut," ujarnya.
Untuk membuktikan ucapannya tersebut, di depan jajaran TNI AD dan awak media yang hadir, Vilas memegang sebuah alat untuk mengukur kandungan air kemudian mencelupkannya ke dalam air sulingan hasil filtrasi. Hasilnya, angka digital di alat tersebut menunjukkan angka 2, kemudian alat serupa juga dicelupkan ke air mineral yang berasal dari salah satu produk air minum dalam kemasan dan menunjukkan angka 62.
"Makin rendah makin baik dan air ini yang kita olah menjadi es batu, makanya warnanya kristal, itu benar-benar bening. Karena benar-benar nggak ada zat lain. Lama prosesnya, kalau untuk pengolahan es nya sendiri dari air menjadi es itu 60 menit dan bisa menghasilkan es batu sebanyak 50 kilogram," jelas Vilas.
Vilas mengungkapkan mesin ini merupakan sebuah jawaban untuk solusi air bersih. Alat serupa dengan kapasitas berbeda pernah diujicobakan di Sungai Citarum, kondisi air bisa langsung diminum setelah melalui proses filtrasi.
"Mesin ini bisa sebagai jawaban kesulitan air di beberapa wilayah, untuk di Jawa Barat baru di Palabuhanratu dan di Citarum pernah dilakukan filtrasi namun mesinnya lebih compact, karena alatnya di-towing pake kendaraan dengan mesin ini beda dari kapasitas dan produksi kalau hasilnya sama. Sekedar informasi mesin serupa kebanyakan buatan Jerman, untuk mesin ini asli buatan anak bangsa. Itu tentunya menjadi kebanggaan," ungkapnya.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arif Wibowo mengatakan, kedatangannya ke Palabuhanratu merupakan bagian dari kegiatan Sail and Touring Siliwangi yang tujuannya mencoba menempatkan teknologi-teknologi terapan hasil inovasi Kodam III/Siliwangi untuk dikolaborasikan dengan kebutuhan masyarakat.
Menurut dia, yang dibutuhkan oleh masyarakat wilayah pesisir pantai selatan salah satunya adalah air minum, garam dan es batu. Untuk menjawab hal tersebut dibutuhkan sebuah teknologi pengolah air laut menjadi sesuatu yang bermanfaat.
"Makanya kita coba teknologi di sini. Memanfaatkan air dari air laut lalu kita jadikan air minum, kemudian diolah lagi menjadi es batu," kata Kunto didampingi Dandim 0622 Letkol Inf Anjar Ari Wibowo.
Menurut Kunto, es batu kristal yang diciptakan dengan Mesin Pengolah Air ini memiliki kelebihan, yakni es kristal memiliki daya tahan lama dalam artian tidak cepat mencair. Dari mesin yang sama juga keluar produk lainnya berupa garam. Dengan inovasi dan teknologi ini diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat.
Kunto menegaskan kedepannya teknologi tersebut bisa diimplementasikan di beberapa wilayah yang memang mengalami kesulitan air, namun lokasinya berdekatan dengan pesisir.
"Sistem dan teknologinya sudah ada di sini, berarti kan tinggal Pemda, masyarakat setempat juga alam pasti ada hubungannya, saling membutuhkan," ujarnya.
#SHOWRELATEBERITA