SUKABUMIUPDATE.com - Minum kopi racikan brewer jalanan ini tak kalah mantap dari yang gedongan. Vidi Coffee menawarkan sensasi berbeda bagi penikmat kopi di Sukabumi, biji kopi dari berbagai belahan bumi nusantara di olah di atas motor bebek orange.
Vidi Coffee menawarkan berbagai produk Coffee dengan harga jalanan. Ada vietnam drip, viet-drip susu, V60, ekspresso, cappuccino/latte, tubruk, kopi susu, untuk pilihan hangatnya.
"Untuk pilihan dingin, kami menawarkan es kopi susu aren, es kopi gula aren, es japanese (v60), sama es teh tarik/aren. Tinggal dipilih, mau yang mana?" jelas Budi Prasetyo pemilik Vidi Coffee.
Harga paling mahal dari produk seduhan kopi di Vidi Coffee Rp 12 ribu. Rata-rata dibawah Rp 10 Ribu bahkan ada yang Rp 6 ribu saja per gelasnya.
Ide kreatif Budi ini berawal dari keinginan untuk bangkit setelah menjadi salah satu korban pandemi covid-19. Pria kelahiran Lengkong Kabupaten Sukabumi ini masuk daftar PHK sebagai office boy di perusahaan tempatnya bekerja.
Dari sana Budi memilih berdagang agar tetap bertahan dan lebih mandiri. Karena gemar minum kopi, ia bermimpi bisa menjadi brewer dan menjual minuman kopi asli dengan konsep jalanan.
Baca Juga :
"Saya pernah ikut kursus brewer dan barista selama seminggu. Selebihnya saya belajar otodidak dari youtube. Bagaimana memilih biji kopi dan menyajikannya sebagai minuman kopi asli yang enak," lanjut Budi.
Dengan dukungan penuh dari sang istri, tabungan selama bekerja dijadikan modal untuk membangun Vidi Coffee. Ia memilih konsep kopling on bike karena lebih murah tak perlu ngontrak tempat.
"Vidi itu singkatan dari nama saya Budi dan Evi (istri). Harapannya usaha ini akan selamanya bertahan dan berkembang, langgeng seperti harapan kami dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Kopling on bike itu artinya kopi keliling di atas motor," ungkap alumni SMK Bina Bangsa 1 Surade ini lebih jauh.
Bermodal motor bebek orange, vidi coffe dibangun dengan modal kurang lebih habis Rp 4,5 juta, termasuk beli peralatan brewernya. Perjalanannya baru seumur jagung, kurang lebih satu bulan, mangkal di kawasan sekitar Alun-alun Kota Sukabumi, dengan respon pasar cukup bagus.
Dalam sehari, bisa terjual 15-20 gelas untuk kopi panas dan kurang lebih 10 gelas es kopi. "Alhamdulillah dikisaran Rp 100 hingga Rp 200 ribu per hari. Lumayan untuk hidup sehari-hari, biaya kontrakan, nabung sedikit dan tambahan modal usaha," imbuhnya.
Budi makin bersemangat. Sekarang ia tak hanya berorientasi dagang semata, tapi ada keinginan untuk membuat biji kopi dari seluruh Indonesia khususnya Sukabumi makin digemari, walaupun masih sebatas Arabika dan Robusta.
"Disini saya juga sambil mensosialisasikan kopi (budaya ngopi asli). Arabikanya kami ada 3 pilihan dari berbagai tempat di Indonesia. Ada dari Bali, Flores dan Mandailing. Robustanya ada Gayo Aceh dan Dampit malang. Alhamdulillah kami juga menyediakan kopi robusta Jampang, kopi dari petani kami di Kecamatan Lengkong," pungkas Budi.
Yang penasaran dengan racikan Kopling On The Bike, silahkan cari di sekitaran alun-alun Kota Sukabumi. Pantau medsosnya @vidikopling, coffee mungil diatas motor honda blade warna orange.