SUKABUMIUPDATE.com - Ajang balapan motor kelas dunia yaitu MotoGP di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat dimulai hari ini Minggu, (20/3/2022).
Berbagai macam dukungan telah dimulai dari hari Kamis lalu, salah satunya yaitu dari Tim Teknologi Modifikasi Cuaca, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tim beroperasi dengan satu misi: mengantisipasi terjadinya hujan di Sirkuit Internasional Mandalika.
“Kami telah mengirim 15 personel dari Laboratorium Pengelolaan TMC dan Sekretariat Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi untuk menjalankan tugas negara tersebut,” kata Pelaksana tugas Direktur Penguatan dan Kemitraan, Infrastruktur Riset dan Inovasi, BRIN, Salim Mustofa, pada Kamis, seperti yang dikutip tempo dari website BRIN.
Salim mengungkapkan, permintaan dukungan Tim TMC datang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan kepada BRIN melalui Surat No. S-52/KA BNPB/PD.01/03/2022 tanggal 12 Maret 2022.
Latar belakangnya adalah peringatan dini BMKG di wilayah NTB yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Permintaan juga datang dari Gubernur NTB atas nama status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah longsor dan Puting Beliung di Provinsi NTB.
Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi juga disebutnya sudah lebih dulu menitahkan operasi TMC melalui Surat Nomor: B-0210/MENKO/MARVES/PE.02.00/I/2022 tanggal 21 Januari 2022.
Surat perihal permohonan dukungan penyelenggaraan Teknologi Modifikasi Cuaca di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Mandalika sebagai bagian dari upaya persiapan penyelenggaraan event series race MotoGP 2022.
Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC, Budi Harsoyo, mengatakan bahwa operasi di Mandalika merupakan jenis layanan pengurangan curah hujan.
Dia menerangkan, layanan teknologi itu dalam beberapa tahun terakhir mulai banyak diaplikasikan untuk tujuan mitigasi banjir ataupun pengamanan pembangunan infrastruktur nasional dan sejumlah acara kenegaraan yang diselenggarakan di luar ruangan.
Operasi TMC di Mandalika sekaligus yang pertama pasca transisi organisasi BRIN. Seperti diketahui, tim ini sebelumnya ada di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Setelah ini kami sudah menjadwalkan pelaksanaan TMC di sejumlah lokasi untuk berbagai tujuan, seperti antisipasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dan Kalimantan Barat atas permintaan dari KLHK, dan pengisian waduk kaskade Citarum Jawa Barat atas permintaan dari PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali dan Perum Jasa Tirta II,” kata Budi.
Sebelum itu semua, tentu saja Tim TMC BRIN dituntut unjuk kemampuan di Mandalika. Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Rustian, menyebut operasi didukung satu unit pesawat Casa 212-200 dari Skadron 4 TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Komando operasi dipegang oleh M. Djazim Syaifullah, staf pelaksana dari Laboratorium Pengelolaan TMC.
Dia memimpin tim bersiaga memburu setiap pertumbuhan awan potensial hujan yang dipantau melalui radar cuaca.
"Jika sudah terpantau ada pertumbuhan awan potensial hujan yang bergerak menuju daerah target, kami segera melakukan persiapan sorti penyemaian untuk mempercepat proses hujan supaya lebih dulu jatuh--sebagai hujan buatan--sebelum mencapai daerah target,” kata Djazim menerangkan.
Sepanjang akhir pekan ini, terbukti tak terjadi hujan intensitas sedang apalagi hujan lebat di kawasan Mandalika.
Sejauh ini, Tim TMC kemungkinan berhasil meredam potensi cuaca ekstrem yang dibawa oleh keberadaan bibit siklon 93S.
Keberadaannya terpantau di sekitar Laut Sawu sebelah selatan NTT dan bergerak menjauh.
SUMBER: TEMPO.CO