Oleh: [email protected] – Netizen
Selamat Hari Guru Nasional (HGN) 2020. Semenjak pandemi Covid-19 meruak di Indonesia, semua aktivitas yang mengharuskan untuk berkerumun atau berkumpul dikurangi, bahkan dihentikan. Termasuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah yang menghentikan pembelajaran tatap muka, dan harus dilaksanakan via daring (online) semenjak pertengahan bulan Maret 2020.
Hal tersebut tentu bukan hal yang mudah bagi Lembaga Pendidikan yang berada di pelosok Indonesia. Kendala utamanya ialah tingkat ekonomi yang masih rendah sehingga banyak siswa yang tidak memiliki fasilitas penunjang pembelajaran online, seperti handphone, paket internet, aplikasi penunjang, atau bahkan rumah yang tidak terjangkau sinyal internet.
Pada akhirnya banyak Sekolah di pelosok Indonesia menginisiasi cara, agar proses belajar mengajar tetap berjalan. SMPN 1 Lengkong, Kabupaten Sukabumi, salah satunya. Beberapa guru melaksanakan belajar luring (luar jaringan) atau home visit, yang artinya para guru menyambangi rumah siswa yang jarang atau bahkan tidak aktif dalam pembelajaran via online.
Tuti Yuningsih, Walikelas 8E membagikan pengalamannya mengajar luring pada penulis. Ia mengatakan bahwa 50 persen siswanya tidak aktif dalam belajar daring, sehingga ia harus home visit.
“Tantangannya adalah mendatangi rumah siswa dengan akses yang jauh dari jalan raya, yang membuat harus berjalan kaki, karena motorpun tidak bisa masuk. Selain itu, jarak tempuh yang paling jauh di kelas 8E mencapai 10 km dari sekolah.” Ujarnya
Pengalaman lain datang dari Endang Rustiana, salah satu guru honorer SMPN 1 Lengkong, yang menceritakan akses jalan yang berbukit-bukit, dan sulitnya mencari alamat karena beberapa siswa ditemukan sudah tidak mendiami alamat yang tertera di data sekolah.
Endang Rustiana, guru honorer SMPN 1 Lengkong saat mendatangi rumah para siswanya yang tak mampu belajar online
Ketika sesampainya di rumah siswa, ada beberapa siswa yang sulit ditemui karena sedang membantu orangtuanya bekerja, karena sedang musim tanam. Mungkin menurut mereka daripada diam di rumah, lebih baik membantu meringankan pekerjaan orangtua.
“Ada juga pengalaman saya saat mendatangi rumah salah satu siswa, sudah empat kali kesana, rumahnya selalu kosong. Saya tanya ke tetangganya, tetangganya malah kurang peduli dan terkesan tak acuh.” Ungkapnya menceritakan pengalamannya belajar luring.
Kepala Sekolah SMPN 1 Lengkong, Ridwanudin, menyatakan apresiasinya kepada para guru yang sudah berdedikasi baik itu melaksanakan pembelajaran daring maupun luring.
“Sebagian besar adalah guru honorer tentunya dengan tingkat kesejahteraan terbatas. Namun mereka sangat bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru ditengah keterbatasan di masa pandemi ini,” ungkap tepat pada perayaan Hari Guru Nasional, hari ini 25 November 2020.
* Dinda Sifa Nursafitri, penulis adalah mahasiswa jurnalistik yang tinggal di Sukabumi