Oleh : Oksa Bachtiar Camsyah
Bila kita menarik benang sejarah negeri ini, maka tidak ada satupun peristiwa sejarah yang terjadi dinegeri ini yang tidak melibatkan anak muda didalamnya, termasuk salah satunya adalah golongan intelektual yang akrab kita kenal dengan nama mahasiswa.Â
Itu semua bisa kita lihat dari runtutan sejarah negeri ini yang telah dimulai dari tahun 1908 dengan lahirnya Boedi Oetomo, lalu 20 tahun kemudian yaitu pada tahun 1928 lahir kembali peristiwa bersejarah bagi bangsa kita yang dimana seluruh pemuda negeri ini berkumpul dan berbaris untuk mengucapkan sebuah ikrar bahwa kita semua berbangsa satu, bangsa Indonesia, yang kemudian kita kenal dengan peristiwa sumpah pemuda.
Tak berhenti disana, masih banyak lagi peristiwa sejarah negeri ini yang dimana pemuda menjadi aktor didalamnya, dan salah satu peristiwa yang paling fenomenal adalah peristiwa reformasi, yang dimana pemuda kembali menjadi pemeran utama dalam catur permainan tersebut.
Lalu pertanyaan yang muncul adalah, mengapa selalu pemuda dan mahasiswa ? Ini adalah pertanyaan yang telah lama muncul ke permukaan dan sering dijadikan bahan materi dalam forum - forum latihan kepemimpinan mahasiswa.
Tapi disini saya ingin mengatakan mengapa anak muda dan mahasiswa selalu menjadi pemeran utamanya, karena pada diri anak muda lah ketulusan hati dan kejernihan berpikir masih terjaga dengan sangat suci sehingga gelombang gerakan yang dilahirkannya pun memiliki ruh dan pengaruh yang sangat kuat untuk mendorong terjadinya sebuah perubahan.
Lalu muncul kembali sebuah diskursus mengenai pola gerakan mahasiswa ini, apakah pola gerakan yang dibangun tersebut selesai ketika satu momentum perubahan yang menjadi tujuannya itu juga selesai ?
Disinilah perlu kita sama - sama sadari bahwa gerakan mahasiswa itu bukanlah sebuah gerakan reaksioner, yang dimana gerakan tersebut hanya akan muncul sebagai respon dari suatu peristiwa yang terjadi  diluar sana.
Karena bila gerakan mahasiswa hanyalah sebuah gerakan reaksioner, maka perubahan yang akan dihasilkannya pun bukanlah sebuah perubahan yang permanen dan bertahan lama, tapi hanyalah perubahan yang terjadi secara temporer yang dimana itu akan kembali hilang dan memerlukan waktu untuk memulainya kembali.
Lalu bagaimanakah gerakan mahasiswa yang seharusnya ? Mari kita samakan frame berpikir bahwa gerakan mahasiswa seharusnya menjadi gerakan yang tersistematis dan tersruktur dengan baik. Artinya, gerakan yang dihasilkan mahasiswa ini harus berdasarkan perencanaan yang baik, sehingga ketika mahasiswa terjun ke dalam sebuah organisasi yang notabene organisasi di jadikan sebagai kendaraan untuk dilahirkannya sebuah perubahan, maka organisasi tersebut harus mampu menjadi laboratorium yang akan melahirkan komunal berkualitas, sehingga orang - orang yang telah dididik dan dibina diorganisasi tersebut mampu membawa sebuah nilai dan ruh perjuangan yang kemudian nilai dan ruh perjuangan tersebut disebarkan kepada seluruh elemen masyarakat negeri ini, sehingga tahapan perubahan yang tadi di harapkan tersebut mampu di susun dengan baik melalui perbaikan pada masyarakatnya .
Dengan demikian, diharapkan ada sebuah gerakan permanen yang dilakukan oleh mahasiswa melalui organisasinya untuk melahirkan sebuah perbaikan di masyarakat, sehingga perubahan yang dihasilkannya pun akan bersifat permanen pula. Namun tentunya semua itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan menjadi tugas yang berat bagi setiap organisasi gerakan mahasiswa untuk konsisten merawat pola gerakan seperti ini.
Maka dari itu, teruntuk seluruh kader gerakan mahasiswa dari latar belakang organisasi gerakan apapun anda, Â nikmatilah setiap prosesnya dan tuntaskan alur kaderisasi organisasi yang anda jalani hari ini, karena ketika anda dan kita semua menuntaskan alur kaderisasi yang tersedia, maka kita akan dilahirkan sebagai orang yang berkualitas sesuai cita - cita organisasi kita masing - masing, dan dengan itu kita diharapkan mampu menjadi pencipta perubahan dimasyarakat melalui perbaikan yang kita lakukan.