SUKABUMIUPDATE.com - Istilah huruf monoftong dan diftong bagi sebagian orang mungkin terdengar asing di telinga. Lumrah memang, karena kedua jenis huruf tersebut jarang disebutkan dan tentunya jarang diperbincangkan.
Melansir dari ejaan.kemdikbud.go.id, perbedaan dari kedua huruf tersebut adalah; Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ]. Sedangkan Diftong adalah penggabungan antara dua vokal berbeda menjadi satu suku kata. Simbol IPA untuk diftong yaitu [aυ], [ɔi] dan [ai].
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai jenis huruf diftong dan cara penulisannya. Diftong sendiri termasuk ke dalam jenis huruf atau susunan huruf yang tentu membentuk kata utuh. Kata ini memiliki makna dan kemudian menjadi kata baku yang tercantum dalam KBBI maupun EYD. Jadi, apa sebenarnya diftong?
Baca Juga: Cetak Gol Pertama Untuk Persib, Kebahagiaan Stefano Beltrame Terganggu Hal Ini
Apa Itu Huruf Diftong?
Mengutip dari penerbitdeepublish.com, huruf diftong juga sering disebut huruf vokal rangkap. Dalam Bahan Ajar Fonologi Bahasa Indonesia oleh Akhyaruddin, dkk., diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya pada saat pengucapan.
Secara sederhana, diftong adalah jenis huruf yang menunjukan adanya dua huruf vokal yang berjejer atau berdampingan. Uniknya, dalam pengejaan, diftong tidak bisa dipisahkan sehingga harus menjadi satu ejaan. Misal pada kata “mau” yang dieja “mau” bukan “ma-u”.
Selain itu, diftong juga tidak bisa digantikan dengan susunan huruf lain yang memiliki bunyi sama maupun hampir sama. Misalnya pada kata “harimau” yang tidak bisa digantikan dengan “aw” menjadi “harimaw”. Jika diganti maka menjadi kata tidak baku.
Bicara mengenai diftong sering juga dikaitkan dengan monoftong. Monoftong sendiri adalah perubahan dua bunyi vokal menjadi vokal tunggal. Sehingga ada perubahan bunyi, seperti pada kata “satai” menjadi “sate”. Pada diftong tidak ada perubahan bunyi meski sama-sama deretan huruf vokal.
Baca Juga: Bupati Buka Turnamen Mini Soccer Antarpelajar di Bojonggenteng Sukabumi
Contoh Kata Diftong dalam Kalimat
Huruf diftong dalam bahasa Indonesia hanya ada empat. Yaitu au, ai, oi, ei.. Berikut penjelasannya dalam beberapa contoh kalimat:
1. Huruf Diftong di Awal
Huruf yang termasuk diftong bisa dijumpai di awal, sehingga ada susunan dua huruf vokal pada awal suatu kata. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
Menutup aurat bagi perempuan muslim adalah kewajiban dan berlaku ketika sudah akil baligh. (kata “aurat” diawali dengan diftong “au”).
Rita memang dikenal mempesona dan memiliki aura yang positif. (kata “aura” dari diftong “au”).
Kegiatan belajar menari dilakukan di aula gedung serbaguna dan para siswa diharapkan datang tepat waktu. (kata “aula” dari diftong “au”).
2. Huruf Diftong di Tengah
Huruf diftong juga bisa ditemukan di bagian tengah suatu kata, berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
Banyak perusahaan menjadi target boikot karena diduga mendukung aksi genosida terhadap suatu etnis. (kata “boikot” terdapat diftong “oi” di bagian tengah kata).
Baca Juga: SMK Pembangunan Cibadak Peringati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1445 H/2024
Tujuan dari acara haul ini adalah untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah almarhum diterima Allah SWT. (kata “haul” terdapat diftong “au” di bagian tengah).
Warga desa diminta Pak RT untuk segera ke balairung. (kata “balairung” terdapat diftong “ai” di bagian tengah).
3. Huruf Diftong di Akhir
Huruf diftong juga bisa ditemukan di akhir suatu kata. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
Bayu dikenal pandai sejak masih duduk di Sekolah Dasar. (kata “pandai” terdaftar diftong di akhir “ai’).
Sebelum menyusun data penelitian, mayoritas peneliti melakukan survei ke subjek penelitian. (kata “survei” terdaftar diftong di akhir “ei’).
Liburan tahun ini sungguh amboi karena cukup panjang. (kata “amboi” terdaftar diftong di akhir “oi’).
Penulisan Diftong
Dikutip melalui tirto.id, aturan penulisan diftong adalah ditulis biasa tanpa ditulis dengan huruf miring. Sementara untuk pemenggalan, sesuai dengan ketentuan EYD, diftong tidak dipenggal melainkan terus menyatu dan berdiri berjejer. Misalnya:
Pandai: pan-dai (“ai” di akhir menyatu)
Amboi: am-boi (“oi” di akhir menyatu).
Survei: sur-vei (“ei” di akhir menyatu).
Kuncinya, diftong tidak dipenggal. Lalu bagaimana jika ada di tengah kalimat? Secara umum ketika diftong ada di tengah maka bisa dipenggal. Selama termasuk dalam diftong yang hanya 4 macam yakni au, ai, oi, ei.