SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Sukabumi Andri Hidayana mengaku geram dengan adanya kejadian kekerasan yang menimpa gadis berusia 10 tahun berinisial NS, warga Kampung Ciendog RT 03/12 Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Diserang Pria Tak Dikenal, Siswi MI di Jampang Tengah Sukabumi Sempat Dibaringkan di Sawah
Sebelumnya NS diserang pria tak dikenal saat pulang sekolah sekitar pukul 12.30 WIB, Selasa (18/2/2020) sekitar pukul 12.30 WIB. Tiba-tiba pria tersebut menyerang NS dari belakang, lalu mencekik leher NS.
Ia menegaskan harus menjadi perhatian semua pihak dan perlu adanya penyelidikan lebih lanjut, agar kasus tersebut dapat diusut sampai tuntas.
"Harapan saya bukan hanya pemerintah daerah, tetapi semua pihak lebih fokus dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Apalagi anak sekolah itu generasi penerus, tentunya ini harus diusut tuntas agar tidak ada kejadian serupa di kemudian hari," ujar Andri kepada sukabumiupdate.com melalui chat WhatsApp, Rabu (19/2/2020).
Di sisi lain, tambah Andri pemerintah daerah juga sudah ada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). "Ya diharapkan tidak bosan untuk lebih sering bersosialisasi," pungkasnya.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Usep Wawan mengaku khawatir dan prihatin atas apa yang telah menimpa gadis berusia 10 tahun tersebut, menurutnya dalam kurun waktu kurang dari satu minggu kekerasan terhadap anak juga terjadi di Cikembar.
BACA JUGA: Jari Tangan Patah, Kondisi Siswi MI di Jampang Tengah Sukabumi Diserang Pria Tak Dikenal
"Keprihatinan ini menimpa terhadap anak sekolah, kekhawatirannya sebuah bentuk yang memang di luar moralitas," ucapnya.
Oleh karena itu, ia berharap institusi sekolah baik formal maupun nonformal, umum atau yang berlatar agamis lebih memberikan pendidikan ke arah moralitas. "Kepada orang tua ataupun anak anak sekolah harus hati-hati melihat orang tidak di kenal, harus punya kesiap siagaaan, kecurigaan terhadap orang baru dikenal di wilayah tersebut," jelasnya.
Guna mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari, Usep meminta peran dari pemerintah daerah melalui institusi-institusi terkait agar lebih meningkatkan sosialisasi, serta memberikan pemahaman tentang moralitas terhadap anak anak dan para pemuda.
"Semua pihak harus melek dari semua sisi, pemda melalui intitusi harus melek dalam pengawasan terhadap kekerasan dan pencabulan terhadap anak sekolah. Orang tua juga bisa berkordinasi melalui tokoh masyarakat untuk memberikan sentuhan-sentuhan rohani kepada keluarganya terutama para pemuda," terangnya.
Melaui institusi, baik dinas olahraga, dinas pendidikan bisa juga ada semacam peningkatan ahlak moralitas. Dilaksanakannya melalui pendidikan non formal, sehingga menyentuh generasi muda," pungkasnya.