SUKABUMIUPDATE.com – Terbongkarnya kasus pembunuhan Nadia Putri, bocah lima tahun oleh ibu dan kakak angkatnya terus menyisahkan cerita pilu. Para pelaku khususnya Sri Rahayu (35 tahun) ibu angkat korban dikenal sebagai figur yang temperamental, sadistis dan tidak segan ribut dengan tetangga yang dinilai mencampuri urusan rumah tangga mereka.
Warga Kampung Bojongloawetan, Kelurahan Situmekar Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi sebenarnya tidak menyangka jika Sri alias Yuyu tega membunuh Nadia Putri. "Kalau kasar iya, anak itu (korban) sering disakiti oleh Sri, tapi kalau membunuh saya tak menyangka bisa tega seperti itu,” jelas Elin Herlina, salah seorang tetangga pelaku kepada sukabumiupdate.com, Rabu (25/9/2019).
BACA JUGA: Ibu dan Anak Pelaku Pembunuhan di Lembursitu Sukabumi Idap Kelainan Seks, Inses?
Elin bahkan menyaksikan sendiri bagaimana Nadia pernah babak belur diduga disiksa oleh Sri. Seminggu sebelum ditemukan meninggal di Sungai Cimandiri pada hari Minggu tanggal 22 September 2019 silam, Nadia bertemu saksi dengan kondisi wajah penuh lebam.
“Waktu itu Nadia ke warung ketemu saya, terlihat mukanya biru-biru saya tanya kenapa? Dipukuli sama mama katanya. Saat itu juga saya diliatin sama Nadia bekas setrika di paha,” lanjut Elin.
BACA JUGA: Komnas PA Minta Ibu Angkat Pembunuh Nadia Dijerat Hukuman Seumur Hidup
Tetangga lainnya bahkan pernah dilukai oleh pelaku Sri karena dianggap mencampuri urusan Nadia dan keluarganya. “Saat itu Sri itu datang marah-marah ke rumah, dia marah karena saya sempat ngomong ke dia untuk tidak terus menyiksa Nadia. Tangan saya sempat kejepit pintu oleh pelaku itu,” jelas tetangga lainnya yang enggan namanya dicantumkan.
Warga setempat bukan tanpa upaya untuk menghentikan aksi sadistis Sri pada Nadia. Menurut Ketua RT setempat, Edi Supariadi tak lama setelah lebaran Idul Fitri 2019 silam Sri pernah dilaporkan oleh warga ke polisi karena diduga melakukan penganiayaan berat pada Nadia.
BACA JUGA: Psikolog: Keluarga di Lembursitu yang Idap Inses dan Bunuh Anak Angkat Alami Masalah Psikologis
“Saat itu Nadia kabur dan ditemukan warga di sekitar kelurahan trus dibawa ke Polsek Lembursitu, disana Sri Wahyuni diberi peringatan oleh polisi karena ada bukti dia menyiksa Nadia,” ucap Edi.
Saat itu tangan kanan Nadia cidera berat, banyak lebam ditubuhnya. Bocah malang itu diduga tak kuat dengan siksaan ibu angkatnya dan memilik kabur dari rumah.
BACA JUGA: Ibu Anak Pelaku Inses dan Pembunuh Bocah di Lembursitu Jalani Tes Kejiwaan
Sri Wahyuni juga dinilai jago acting, untuk menutupi aksi kejamnya pada Nadia. Bahkan saat anak angkatnya ditemukan meninggal, Sri berusaha menyakinkan banyak orang termasuk petugas kepolisian bahwa Nadia punya riwayat epilepsi atau ayan.
Sri bahkan pura-pura sedih saat pemakaman Nadia yang tak jauh dari rumahnya. "Pura-pura sedih tapi nggak ada air matanya," ketus salah seorang warga lainnya yang ikut dalam prosesi pemakaman Nadia pada hari Senin tanggal 23 September 2019 silam.