SUKABUMIUPDATE.com - Ditangkapnya KO setelah terbukti menjadi dokter gadungan spesialis penyakit dalam di daerah Caringin Kabupaten Sukabumi, membuat pihak Puskesmas Caringin angkat suara. Kepala Puskesmas Caringin, Ade Rahman menyebut di daerah pedesaan seperti Caringin ini memang rawan terjadi penipuan, seperti yang dilakukan KO.
BACA JUGA: Dokter Gadungan yang Tertangkap di Caringin Terancam 15 Tahun Penjara
"Kami terus menerus mengadakan semacam penyuluhan untuk mengantisipasi terjadinya hal seperti ini. Kami terus melakukan penyuluhan tentang kesehatan dan pengobatan dengan akses kesehatan yang ada di Caringin ini," tutur Ade kepada sukabumiupdate.com, Senin (9/8/2019).
BACA JUGA: Istri jadi TKW, Dokter Gadungan Mengaku Pensiunan Disdik Kota Sukabumi
Ade menjelaskan, pihaknya mendapat laporan dari petugas puskesmas bahwa ada seseorang yang mengaku sebagai dokter di Kampung Undrus Desa Caringin Wetan. Lanjut Ade, pihaknya langsung menindaklanjuti laporan tersebut dengan menanyakan keabsahan betul atau tidaknya ia seorang dokter.
"Kami mengirim petugas puskesmas untuk menanyakan KTP dan KK-nya, apakah betul dia seorang dokter. Dan ternyata memang bukan seorang dokter," jelas Ade.
BACA JUGA: Orang Sakit Stroke Dikasih Obat Gatal, Dokter Gadungan Dibekuk Warga Caringin Sukabumi
Pelaku tersebut datang ke Kampung Undrus setiap hari Sabtu dan mengobati pasien sekitar empat orang. Pelaku memasang tarif dari Rp 300.000 hingga Rp 600.000, dan biaya pengobatannya itu dapat dicicil.
"Akhirnya warga curiga dan mengintrogasi pelaku, serta dibawa ke puskesmas. Obat yang digunakan pelaku itu tidak sesuai dengan keluhan pasien, menurut keterangan dokter kami di puskesmas. Obat yang dipakai pelaku itu obat anti alergi, anti radang, obat penurun gula darah, serta obat sesak nafas," papar Ade.
BACA JUGA: Video: Orang Sakit Stroke Dikasih Obat Gatal, Dasar Dokter Gadungan!
Ade pun menuturkan, kemarin ada salah seorang warga yang mengalami sakit pinggang, tetapi diberi obat sesak nafas dan obat alergi. "Kebetulan pasiennya kuat sehingga tidak ada efek. Sekarang obatnya sudah disita, ada obat generik dan obat paten," pungkasnya.