SUKABUMIUPDATE.com - Yuda Permana (27 tahun) bersama keluarganya masih berkabung atas meninggalnya sang ayah, Karyat (62 tahun), dalam kecelakaan tertabrak kapal tongkang di perairan Kabupaten Lebak, Banten. Kasus kecelakaan laut yang menewaskan nelayan asal Kampung Pasir Randu, Desa Pasir Randu, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi tersebut hingga kini belum diusut tuntas.
"Sampai sekarang belum ada kabar lagi. Belum diketahui, kapal tongkang yang nabrak itu milik siapa. Katanya masih dalam penanganan," kata Yuda ditemui sukabumiupdate.com, Minggu (16/12/2018).
Yuda mengatakan, pihak keluarga sudah berupaya agar kasus ini diusut. Meskipun, proses pelaporan harus dilakukan secara mandiri.
BACA JUGA: Tongkang Batu Bara Tabrak Nelayan Cisolok Hingga Tewas, HNSI Sebut Johan Jaya 109
Keluarga korban membuat laporan awal ke Pos Satpol Air Polres Lebak di Sawarna, Bayah. Selanjutnya keluarga korban diminta melapor ke Ditpolair Polda Banten di Merak, Cilegon.
"Kita berangkat ke sana (Merak,red), pakai biaya sendiri. Harus diproses di Banten karena lokasi kecelakaannya masuk wilayah hukum Polda Banten," imbuhnya.
Sayangnya, hampir satu bulan sejak peristiwa nahas merenggut nyawa ayahnya, Sabtu (24/11/2018), Yuda dan keluarga belum mendapat kejelasan terkait identitas kapal tongkang. Kelurga korban mendesak kasus ini diusut, agar dapat diketahui siapa yang harus bertanggung jawab.
"Kami merasa seolah diabaikan, tidak ada pendampingan dari pihak manapun," jelasnya.
"Padahal kami tidak meminta lebih. Hanya minta tanggung jawabnya saja, apalagi almarhum meninggalkan dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar," pungkasnya.
BACA JUGA: Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Soroti Kasus Perahu Congkreng vs Tongkang Batu Bara
Untuk diketahui, identifikasi kapal tongkang penabrak nelayan pernah diupayakan. Sejumlah aparat dari TNI, Polair, juga anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi mendatangi kantor Syahbandar di Palabuhanratu.
Namun, saat itu identitas kapal tongkang penabrak nelayan belum dapat diketahui. Hanya ada dugaan, kapal tongkang yang menabrak ada kaitannya dengan PLTU Palabuhanratu.
"Tapi waktu itu enggak ada keputusan apapun. Termasuk asuransi pun sampai sekarang belum bisa cair. Katanya memang enggak bisa cair," kata Yuda.