SUKABUMIUDPATE.com - Amelia Hapsari menjadi orang Indonesia pertama yang bakal terlibat dalam penjurian Piala Oscar. Academy of Motion Picture Arts and Sciences sebagai penyelenggara ajang perfilm bergengsi di Hollywood memasukkan nama Amelia Hapsari sebagai salah satu anggota.
Mengutip Tempo.co, nama Amelia Hapsari sudah tidak asing lagi di dunia film dokumenter. Sejak April 2012 hingga sekarang, Amelia menjabat sebagai Program Director di In-Docs, sebuah lembaga nirlaba untuk menggairahkan industri film dokumenter.
Beberapa karya yang telah dibuat Amelia Hapsari antara lain film 'The Heroes and The Land' (2001), 'Sharing Paradise' (2005), 'Weaving Stories' (2010), 'The Youth Parliament' (2011), 'Jadi Jagoan ala Ahok' (2012), dan 'Akar' (2013). Amelia Hapsari juga menjadi produser film 'Rising from Silence' yang meraih Piala Citra untuk kategori film dokumenter pendek terbaik pada 2018.
"Sejak 2015 saya cukup jarang bikin film karena tugas di In-Docs. Saya lebih fokus membangun ekosistem agar film-film ini semakin terhubung dan berdampak," kata Amelia Hapsari pada Jumat, 3 Juli 2020. Amelia Hapsari menempuh pendidikan di Ohio University, Amerika Serikat. Dia mengambil Bachelor of Science (BSc) Telecommunications pada 1999 – 2001 dan Master of Arts Communication and Media Studies pada 2003 – 2005.
Mengenai terpilihnya nama Amelia Hapsari sebagai juri Academy Awards, perempuan yang bisa berbicara dengan enam bahasa, ini mengaku tidak tahu dan tidak mengajukan diri sebagai calon juri Piala Oscars. Dia baru tahu kalau menjadi bagian dari Academy of Motion Picture Arts and Sciences setelah seorang teman menghubunginya.
"Ada orang yang rekomendasikan saya. Dia bilang, 'kamu enggak tahu kenapa waktu itu aku minta profil sama CV kamu'. Saya enggak tahu", kata Amelia sambil tertawa. Mendapat kepercayaan untuk menjadi juri Piala Oscar tentu merupakan sebuah kehormatan. Namun demikian, Amelia Hapsari mengatakan terlalu dini untuk terlalu berbangga hati.
Amelia Hapsari memandang masih jauh perjalanan buat film dokumenter untuk menjadi tuan di negeri sendiri. Salah satu bukti dan kerap membuat dia geregetan adalah anggapan bahwa film dokumenter itu sekadar penyaluran hobi dan tidak digarap oleh seorang profesional.
"Orang bilang, 'oh kamu pembuat film dokumenter', seakan-akan itu cuma pekerjaan sampingan, hanya hobi," kata Amelia Hapsari. Padahal di luar negeri, film dokumenter menduduki posisi yang sama bergengsinya dengan genre film lain. Mereka punya industri dan para pembuat film dokumenter bisa hidup dari situ.
Mantan jurnalis radio di Cina ini menjelaskan film dokumenter memiliki daya tarik tersendiri karena mampu mengajak penonton masuk ke realitas yang ingin disampaikan oleh sineas. "Meskipun realitas itu kompleks, penonton bisa ikut merasakannya dan membawa mereka ke dalam perspektif baru," ucap Amelia Hapsari.
Sumber: Tempo.co