SUKABUMIUPDATE.com - Tawuran antarpelajar baru-baru ini kembali terjadi di Cisaat, Sukabumi. Tentunya ini menambah catatan buruk di dunia pendidikan Indonesia.
Tawuran menjadi salah satu masalah yang harus segera ditangani, pasalnya dampak dari tindakan ini tidaklah ringan seperti rusaknya fasilitas umum, korban luka hingga kematian.
Tawuran tidak muncul tiba-tiba begitu saja, melansir dari berbagai sumber ada sejumlah faktor yang memicu terjadinya tawuran antarpelajar, apa saja? untuk mengetahui jawabannya simak penjelasan berikut.
Baca Juga :
Faktor internal
Melansir vemmedaily.com, kemampuan adaptasi pada lingkungan yang kompleks bisa menyebabkan remaja melakukan perkelahian dan terlibat tawuran.
Remaja yang terlibat tawuran juga biasanya merasa tertekan oleh lingkungan kompleks dan kesulitan mengembangkan diri.
Remaja yang kesulitan beradaptasi biasanya mudah berputus asa, mencari jalan cepat untuk menyelesaikan masalah dan mudah menyalahkan orang lain.
Faktor keluarga
Tawuran antarpelajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga. Kekerasan di dalam rumah tangga dapat memberikan dampak psikologi yang buruk bagi anak.
Memori tentang kekerasan tersebut akan terus membekas ketika anak beranjak remaja dan berpotensi melakukan apa yang ada di memorinya tersebut.
Selain kekerasan, tindakan protektif berlebihan terhadap anak juga bisa memicu terjadinya tawuran.
Melansir dari intipesan.com, orang tua jangan terlalu melindungi atau mengekang anak, karena bisa menyebabkan anak kehilangan identitasnya. Dikhawatirkan ketika ia bergabung dengan kelompok remaja tertentu yang buruk, ia akan menyerahkan diri untuk membentuk identitasnya sendiri.
Orang tua juga perlu melakukan pengawasan terhadap segala konten yang diakses oleh remaja baik di TV dan smartphone.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan salah satu pemicu utama terjadinya tawuran antarpelajar. Seperti yang kita ketahui remaja sering menghabiskan waktunya di lingkungan rumah dan sekolah.
Bilamana lingkungan rumah dan sekolah tidak memberikan hal positif, maka hal tersebut berpotensi merusak perkembangan remaja.
Misal lingkungan rumah yang buruk seperti aksi kekerasan, obat-obatan, minuman keras bisa menyebabkan potensi kenakalan remaja meningkat. Sedangkan di lingkungan sekolah, kenakalan remaja bisa muncul karena tindakan buruk yang dilakukan siswa lain.
Maka dari itu remaja perlu mendapatkan lingkungan rumah dan sekolah yang baik demi perkembangan fisik, mental dan emosional yang baik.
Faktor sekolah
Sekolah bisa dikatakan sebagai rumah kedua bagi remaja. Maka dari itu peran sekolah dalam mencegah terjadinya tawuran sangatlah penting.
Sekolah menjadi tempat untuk remaja mendapatkan ilmu guna menunjang kehidupan di masa depan. Selain mendapatkan ilmu, kepribadian remaja juga sedikit banyak dapat terbentuk di sekolah.
Bilamana kualitas pengajaran dan fasilitas belajar kurang memadai, remaja lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama kelompoknya. Hal tersebutlah yang meningkatkan potensi terjadinya tawuran.
Maka dari itu guru di berbagai bidang, terutama guru BK harus memiliki peran aktif dalam membimbing kepribadian remaja di sekolah.