SUKABUMIUPDATE.com - Mengenai kecerdasan manusia, kita tidak hanya dianugerahi kecerdasan secara intelektual saja atau IQ, melainkan juga kecerdasan secara Emosional (EQ).
Menurut Goleman “kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur emosi, menjaga emosi, dan pengungkapan melalui kesadaran diri, pengendalian diri, empati, motivasi diri dan keterampilan sosial”.
Memiliki kecerdasan emosional dapat memberikan kita kesehatan mental yang stabil dengan mampu memahami emosi yang kita rasakan.
Selain itu, pintar secara emosi juga dapat meningkatkan rasa empati kita terhadap orang lain dan lingkungan sosial.
Ada beberapa ciri dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang yang cerdas secara emosional, antaranya;
1. Mampu menerima perbedaan
Orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional biasanya mereka terbuka dengan diskusi dan sadar dengan kemungkinan jika pendapat mereka bisa saja salah.
Disaat tidak setuju pun, mereka tetap menghargai hak seseorang untuk menyampaikan pendapatnya.
2. Memahami makna perasaan
Dapat dengan mudah mengidentifikasi pesan yang ingin disampaikan oleh perasaan yang muncul. Sehingga mereka tahu respon yang tepat terhadap perasaan tersebut.
3. Mengakui kesalahan dan kelemahan
Orang-orang yang pintar secara emosional tahu bahwa diri mereka tidaklah sempurna. Mereka menyadari bahwa mereka hanya manusia biasa yang sangat memungkinkan untuk melakukan kesalahan serta memiliki kelemahan. Karena itu, mereka tidak malu untuk mengakui hal tersebut.
4. Tahu cara menghadapi Toxic People
Ketika berhadapan dengan seseorang yang toxic, mereka telah memiliki batasan yang ditetapkan sebelumnya. Dengan ini mereka akan lebih punya kendali atas situasi yang akan dihadapi.
5. Mudah memaafkan
Memaafkan adalah hal yang tidak sulit bagi orang-orang yang cerdas secara emosional, mereka mudah memaafkan baik untuk orang lain maupun untuk diri sendiri.
Mereka tidak membawa beban amarah itu terlalu lama. Karena mereka mengerti bahwa pada akhirnya hal tersebut hanya akan merugikan diri mereka.
6. Menjaga ekspektasi
Tidak semua hal yang kita ekspektasikan akan sesuai, bahkan akhir dari sebuah ekspektasi seringkali adalah sebuah kekecewaan.
Dengan memahami hal ini, mereka lebih fokus untuk menikmati prosesnya daripada memikirkan hasil.
7. Tenang dalam menolak
Mereka mengerti bahwa tidak selamanya “iya” itu baik bagi diri sendiri khususnya. Terkadang mengatakan “iya” hanya akan mengganggu prioritas yang lebih penting di hidup mereka. Prioritas ini seringkali adalah diri kita sendiri.
8. Menerima kritikan
Bagi mereka kritikan itu baik, karena dapat membangun kapasitas mereka. Hal ini termasuk bahwa selalu ada ruang untuk terus memperbaiki diri. Maka dari itu, mereka sama sekali tidak terganggu dengan kritikan yang datang.
9. Menjaga komitmen
Bertanggung jawab atas apa yang mereka janjikan. Tidak peduli sekecil apapun janji yang mereka buat. Karena mereka tahu, bisa jadi itu adalah hal berharga untuk orang lain.
10. Pintar menempatkan diri
Ketika Mereka berbicara atau berhadapan, mereka tahu dengan siapa mereka berbicara atau berhadapan, sehingga mereka akan memperhatikan retorika ketika berbicara.
11. Memiliki empati yang tinggi
Mencoba untuk menaruh diri mereka pada posisi orang lain untuk mencoba mengerti dan memahami apa yang orang lain rasakan. Mereka juga akan tulus dalam membantu.
12. Tidak membandingkan diri
Setiap orang memiliki garis start yang berbeda-beda, karena itu tidak adil bagi mereka untuk membandingkan diri dengan orang lain.
13. Tidak berlebihan
Mampu menahan untuk tidak terlalu membanggakan diri atau melebih-lebihkan pencapaian diri mereka. Mereka akan selalu mengatakan apa adanya.
14. Tidak menyalahkan diri
Mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan tanpa harus menyalahkan kenapa mereka melakukan hal tersebut. Karena mereka tahu dari situlah mereka berkembang.