SUKABUMIUPDATE.com - Apa yang terlintas didalam benak kalian saat mendengar kata ‘belajar’? Pasti kalian langsung membayangkan kegiatan bergelut seharian dengan buku-buku tebal dan juga materi yang membosankan bukan?
Nah, hal itu merupakan salah satu bukti bahwa masih banyak diantara kalian yang memiliki masalah dalam belajar. Kenapa?
Karena otak kalian langsung menstimulus atau memproses tiap kali mendengar kalimat ‘belajar’ dengan mengaitkannya pada hal-hal yang sulit dipahami, proses kegiatan yang berlangsung secara lama, dan membosankan, atau menjenuhkan. Padahal belum tentu ya teman-teman.
Meskipun begitu, anggapan tersebut wajar disuarakan oleh setiap orang. Karena pada dasarnya belajar bukanlah kegiatan yang mudah.
Kalian harus memiliki niat serta kemauan yang besar, walaupun terkadang ada juga bukan diantara kalian yang sudah memiliki tekad besar dan mengerahkan effort.
Akan tetapi pada saat praktik malah menemukan kesulitan, seperti tidak mampu memproses, atau menjabarkannya di dalam otak.
Untuk itu disini kita akan mengenal metode The Feynman Technique.
Metode Belajar The Feynman Technique
Metode ini merupakan salah satu metode yang terbukti efektif dan menjadi solusi bagi kita yang kesulitan memahami isi materi, atau merasa enggan dalam belajar.
Singkatnya, metode ini dapat dengan mudah membuat kita paham pada materi.
Namun, sebelum mengupas metode tersebut lebih jauh, alangkah baiknya kita mengenali tokoh yang menjadi ide di balik The Feynman Technique dulu yuk!
Richard Feynman merupakan salah satu fisikawan yang berasal dari Amerika dan memiliki pengaruh besar di abad kedua puluh.
Dirinya menerima Nobel di bidang fisika tentang Elektrodinamika Kuantum pada tahun 1965.
Selain dikenal sebagai fisikawan atau saintis, Richard Feynman juga memiliki sebuah julukan “The Great Explainer” karena caranya yang unik dalam menjelaskan teori atau ide.
Richard Feynman mengaku bahwa keingintahuan, dan kesuksesannya merupakan pengaruh dari cara ayahnya mendidik dirinya.
Saat masih kecil, ayah Feynman mampu menjelaskan dengan baik hal-hal yang sulit agar bisa dipahami.
Salah satunya adalah pada saat ayah Feynman membaca sebuah buku tentang Dinosaurus, yang notabenenya adalah hewan yang sudah punah dan belum pernah terlihat oleh mata kepala Feynman sendiri.
Namun, ayahnya berhasil mengambil contoh dari hal-hal terdekat. Beliau mencontohkan ketinggian dinosaurus sama dengan ketinggian tingkatan di rumahnya.
Nah, beralih dari kisah Richard Feynman. Sekarang ini saatnya kita memahami The Feynman Technique sebagai metode belajar efektif.
Dilansir dari artikel guru inspiratif di laman p4tkipa.kemdikbud.go.id, The Feynman Technique atau Teknik Feynman ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Pilih dan Pelajari Sebuah Topik
Tahapan pertama yang harus kamu lakukan adalah memilih sebuah materi atau topik yang memang ingin kamu pelajari, setelah memilih kamu dapat menuliskan atau mencatat lewat poin poin pentingnya saja.
Lalu klasifikasikan mana materi yang sudah dipahami dan belum dipahami.
2. Jelaskan Topik tersebut kepada orang lain, seperti menjelaskan kepada anak kecil
Setelah mempelajari materi atau topik, kamu dapat menjelaskan materi tersebut kepada orang lain, disini prinsipnya adalah menjelaskan seolah-olah kamu adalah seorang guru. Analog kan bahasa teori dengan hal-hal yang ada di keseharian.
Contoh, saat sedang mempelajari Materi Biologi, tentang Proses terjadinya hujan.
Dalam bahasa teori yang sebenarnya, proses hujan terjadi karena adanya siklus daur ulang air, seperti evaporasi (penguapan) karena adanya adveksi (pergerakan uap air) lalu membentuk kondensasi (terbentuk titik air dari pengembunan), dan barulah terjadi presipitasi (turunnya titik air hujan). Sedikit sulit diingat atau dipahami untuk pertama kali bukan?
Bandingkan dengan bahasa yang lebih mudah seperti mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya proses hujan sama seperti proses memasak air di teko, atau panci.
Air dalam teko ibarat air yang ada di permukaan bumi, dan tutup teko/panci ibarat langit, pada saat air dimasak, akan terjadi penguapan, air yang ada di teko barusan berpindah tempat dan menempel di tutup teko/panci bukan?
Karena tidak bisa menyimpan lebih banyak air di tutupnya, maka air-air tersebut akan kembali turun dan menetes ke bawah. Kurang lebih seperti itu teman-teman.
3. Identifikasi topik yang kurang dipahami
Apabila pada tahapan sebelumnya kamu masih kurang lancar dalam menjelaskan, itu artinya kamu belum benar-benar memahami topik yang kamu pelajari. Maka dari itu, di tahapan ini kamu bisa menulis kembali poin materi yang belum kamu kuasai.
4. Kembali membuka literatur atau referensi
Tahapan terakhir, kamu harus kembali mencari dan membuka sumber materi, dengan begitu kamu bisa dengan baik memahami topik yang ingin kamu kuasai.
Sekian metode The Feynman Technique atau metode belajar ala Richard Feynman yang dapat kamu terapkan supaya bisa lebih memahami materi pada saat belajar ya!
Metode ini dapat tidak terbatas pada usia ataupun topik sehingga bisa digunakan oleh siapapun dan kapanpun.
Jadi tidak ada alasan bagi kamu untuk menunda-nunda atau berputus asa dalam proses belajar ya! Tetap semangat dan terus percaya diri.
Writer: Mahsya Zanithra Valent