SUKABUMIUPDATE.com - Bunga sakura memang menjadi salah satu simbol negara Jepang.
Bagi para pecinta budaya Jepang, Sakura menjadi salah satu bunga yang ingin dilihat ketika berlibur ke sana.
Selain bunga sakura, ternyata ada beberapa bunga yang indah di pandang dari Jepang. Tak hanya indah, biasanya setiap Bunga indah ini memiliki makna yang terkandung di dalamnya.
Penasaran bunga apa saja? Simak ulasannya dibawah ini.
1. Asagao (Morning Glory)
Asagao atau dengan nama lain Japanese morning glory biasa disebut juga sebagai ‘wajah pagi’.
Bunga asagao tepat seperti namanya, mereka hanya akan mekar di pagi hari dan akan kuncup saat menjelang sore. Bunga Asagao juga memiliki berbagai warna yang berbeda-beda.
Di Jepang, ada festival khusus untuk melihat bunga Asagao. Festival tersebut disebut ‘Festival Iriya Asagao atau Iriya Asagao ichi’ yang sudah diselenggarakan selama 66 tahun.
Festival Iriya Asagao Ichi dilaksanakan setiap tahun pada tanggal enam hingga delapan Juli. Tak kurang dari 400.000 orang yang datang ke festival tersebut setiap tahunnya. Festival Iriya Asagao juga merupakan festival khas saat musim panas.
Festival tersebut diadakan di daerah Iriya, ketika festival berlangsung jalan-jalan besar di sana terdapat lebih dari 200 stand berjajar yang menjual bunga asagao.
2. Ajisai (hydrangea)
Bunga Ajisai memiliki nama ilmiah Hydrangea. Dalam bahasa latinnya bunga ini memiliki arti ‘mangkuk air"’karena Ajisai mampu menyerap banyak air.
Bunga ajisai adalah bunga musim hujan, Ajisai akan mekar pada awal bulan Juni hingga awal bulan Juli di Jepang.
Menikmati pemandangan bunga Ajisai saat musim hujan menjadi hal yang menarik ketika berlibur ke Jepang.
Di Beberapa Negara termasuk Indonesia juga memiliki bunga Ajisai, tapi Ajisai yang berasal dari Jepang berbeda dengan beberapa bunga yang dikembangkan di luar Jepang.
Ajisai Jepang dulunya dikenal sebagai ‘Hime Ajisai’ dan saat ini jumlah Hime Ajisai sedikit dari ‘Meigetsuin’ di Kamakura, dikenal juga dengan nama ‘Kuil Ajisai’.
Ajisai bisa dibilang bunga aneh. Bunga ini memiliki perbedaan waktu mekar, waktu tersebut berdasarkan tanah mereka tumbuh yang bersifat asam atau basa.
Kelopak Bunga Ajisai juga dapat berubah ubah warnanya. Seperti Bunga yang awalnya berwarna putih berubah menjadi warna biru, selanjutnya bunga yang berwarna biru akan menjadi biru tua.
Terkadang terdapat pula warna merah muda atau ungu. Dengan begitu bunga ini sering disebut sebagai ‘bunga tujuh rupa’ atau ‘bunga delapan sihir’.
Bahasa bunga Ajisai memiliki makna ‘ketidakteraturan’ ‘perubahan hati’ ‘kebanggaan’ dan lainnya. Bahasa tersebut dikarenakan Ajisai dapat berubah warna sesuai lingkungan mereka hidup.
Beriring dengan waktu, bunga Ajisai yang bermekaran dari bunga-bunga kecil yang saling mendukung.
Bahasa bunga Ajisai berganti dengan makna sebagai ‘pengikat keluarga’ atau ‘kesabaran cinta’ dan bunga ini biasanya dipilih untuk dijadikan gift di hari Ibu.
3. Higanbana (Cluster Amaryllis)
Higanbana adalah bunga yang sering dilambangkan sebagai simbol kesedihan yang menakutkan. Bunga ini juga sering muncul dalam film anime.
Nama ilmiah dari Higanbana adalah Lycoris Radiata yang merupakan keluarga dari amaryllis Amaryllidaceae, subfamili dari Amaryllidaceae.
Nama Higanbana sendiri merupakan bahasa Jepang, berasal dari kata higan yang berarti 'pantai yang lain'. Kemudian, kata ini diartikan sebagai alam baka atau tempat berkumpulnya para roh yang sudah meninggal dunia.
Baca Juga :
Bunga ini biasanya ditanam di dekat kuburan leluhur masyarakat Jepang sebagai tanpa Penghormatan mereka. Ada pun perayaan dari bunga ini disebut ekuinoks musim gugur.
Bunga ini akan mekar ketika transisi musim gugur. Keunikan dari bunga ini adalah bunga yang mekar tidak berbarengan dengan daunnya.
4. Fuji (Wisteria)
Dalam film anime Kimetsu No yaiba, bunga Fuji ini dikenal sebagai salah satu bunga yang ditakuti oleh Oni.
Gunung yang dipenuhi bunga Fuji ini juga digunakan sebagai penjara para oni dan juga digunakan untuk latihan para pemburu Oni pemula.
Bunga fuji telah dinikmati keindahannya oleh masyarakat Jepang sudah sejak zaman Manyoshu. Zaman Manyoshu ada sekira akhir abad ke tujuh hingga akhir abad ke delapan.
Bunga fuji tumbuh dengan merambat, Bunga-bunganya menguntai, menggantung dan menjulur ke bawah terlihat seperti buah anggur.
Selain itu, bunga fuji juga memiliki aroma manis yang menyebar di sekitaran bunga fuji. Bahasa bunga dari bunga fuji adalah ‘cinta yang memabukkan’.