SUKABUMIUPDATE.com - Bicara tentang menjalani hidup terbaik, pertanyaan selanjutnya seperti apa hidup terbaik itu? Satu hal yang perlu kita pahami adalah setiap orang punya definisi hidup terbaik yang berbeda. Jadi, prinsip pertama yang harus dipegang erat: jangan membandingkan hidupmu dengan orang lain.
Psikolog Jovita Ferliana mengatakan, banyak orang mempertanyakan kembali konsep hidup bahagia di masa pandemi Covid-19. "Pertanyaan tersebut muncul saat orang melakukan aktivitas yang sama setiap hari dan berulang-ulang. Mereka bosan, jenuh, lalu bertanya, kenapa kita hidup dan buat apa hidup?" kata Jovita dalam bincang daring Greenfield "Jalani Hidup Terbaik" pada Jumat, 29 Oktober 2021 dikutip dari Tempo.
Sebelum masuk terlalu jauh pada hakikat kehidupan, Jovita berbagi tips menjalani hidup versi diri sendiri, jalan hidup terbaik dan bermakna:
1. Fokus
Untuk menentukan fokus, buatlah target jangka pendek dan jangka panjang. Di sini, kamu bisa menentukan apa-apa saja yang ingin dicapai dalam waktu dekat dan di masa depan. Dengan begitu, kamu bisa fokus dulu pada apa yang perlu dilakukan untuk jangka pendek, kemudian menyusul ke jangka panjang.
2. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan. Sebab itu, Jovita mengingatkan agar setiap orang mengambil keputusan terbaik atas pertimbangan masing-masing.
3. Hiduplah saat ini
Kalimat ini berarti kamu harus berkonsentrasi pada apa yang terjadi saat ini. Jangan cemas memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan karena kamu tak akan tahu nantinya akan seperti apa. Jangan pula pusing dengan apa yang terjadi di masa lalu karena itu sudah terjadi dan kamu tak bisa mengubahnya.
4. Declutter
Ini adalah konsep bersih-bersih untuk meningkatkan kesehatan mental. Dari banyak metode declutter, kamu dapat menerapkan salah satunya, yakni dengan konsep empat kotak. "Seperti membersihkan rumah atau kantor, sediakan empat kotak dengan empat tujuan berbeda," kata Jovita.
Empat kotak itu adalah:
- Kotak pertama untuk menempatkan barang-barang yang disimpan
- Kotak kedua untuk barang yang dibuang
- Kotak ketiga untuk barang yang akan diamalkan
- Kotak keempat untuk barang yang akan dipindahkan dari tempat semula ke tempat lain
Setelah selesai menempatkan segala sesuatu pada kotak-kotak tersebut, maka 'lingkungan'mu akan bersih.
5. Menikmati hal-hal kecil
Misalkan kamu sedang makan es krim cokelat yang lezat, maka nikmatilah apa yang sedang kamu alami saat itu. Kamu masih bisa makan enak, sehat, dan menikmati hidup. Hal-hal kecil seperti ini yang mungkin kerap kita lewatkan begitu saja, sehingga pada akhirnya hidup terasa berat.
6. Journaling
Jovita mengatakan penting untuk mengekspresikan perasaan atau pikiran. Tetapi, bentuk ekspresinya harus dengan cara yang benar, misalkan menggambar atau menulis. Inilah yang dimaksud dengan journaling.
7. Membahagiakan orang lain
Jovita mengatakan, ada studi yang menunjukkan kalau orang yang membahagiakan orang lain akan merasa dua kali lebih senang. "Jadi, kalau kita membahagiakan orang lain, maka efeknya dua kali lipat lebih baik untuk kita," ujarnya. Tunggu apa lagi, jangan segan memuji dan mencurahkan kasih sayang kepada orang-orang di sekitar kita.
8. Menjaga kesehatan fisik
Menjaga kesehatan fisik juga penting. Makan makanan bergizi, cukup istirahat, dan berolahraga. Dengan tubuh yang sehat, tentu kamu bisa melakukan apa saja.
9. Mengendalikan inner child
Kamu pasti pernah mendengar bisikan-bisikan dari dalam diri yang kerap menyudutkanmu. Hal ini bisa disebut sebagai inner child yang berasal dari pengalaman masa kecil, baik manis maupun pahit, yang tersimpan hingga dewasa. Ketika inner child muncul, tak jarang seseorang kemudian menyalahkan diri sendiri.
Kalau ini terjadi, Jovita mengajak orang tersebut untuk bicara dengan inner child dia. "Katakan, 'inner child aku, terima kasih karena kamu peduli sama aku. Aku bisa melakukan banyak hal sekarang. Kamu masih ada dan tetaplah tenang'," ucapnya.
10. Punya rencana cadangan
Bersiaplah atas segala yang mungkin terjadi dalam hidupmu dengan membuat rencana cadangan.
Jovita menambahkan, syukuri apapun yang sudah kita lalui karena itu yang membentuk kita saat ini. Lakukan segala sesuatu dengan penuh kesadaran dan bijaksana atau mindful. "Artinya, misalkan saat makan, maka fokus pada apa yang dilakukan saat itu. Dengan begitu, distraksi apapun bisa disingkirkan," katanya. "Ingat, hanya kamu yang bisa membuat dirimu bahagia."
SUMBER: TEMPO