SUKABUMIUPDATE.com - Saat diwawancara untuk sebuah pekerjaan penting, Anda perlu mempersiapkan diri agar tidak melakukan kesalahan. Berhati-hatilah dengan kata-kata yang akan diungkapkan karena bisa jadi itu merupakan hal yang tidak disukai oleh perekrut kala wawancara kerja.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut. Cara mudahnya adalah dengan tidak mengatakan kalimat-kalimat berikut kala wawancara:
“Saya bisa melakukan semua pekerjaan.”
Kepala global akuisisi bakat di Duolingo, Jocelyn S. Lai, mengatakan memang wawancara merupakan saat bagi para pelamar untuk menjual diri sendiri tetapi hal tersebut harus dilakukan dengan rendah hati. Jika Anda mencoba untuk mengatakan bisa melakukan apa saja, maka Lai akan memberi pertanyaan lebih lanjut seperti “Apa peran spesifik Anda dalam proyek yang tidak dapat diklaim oleh orang lain?”.
“Saya hanya butuh pekerjaan.”
Ada banyak orang yang mencari pekerjaan untuk tujuan keuangan dan stabilitas. Tetapi, menceritakan hal ini kepada perekrut akan membuat Anda jadi seperti tampak hanya ingin bekerja, bukan tertarik dengan apa yang sedang dilamar.
“Tidak hanya keputusan yang jelas, tetapi perekrut mungkin percaya kandidat tidak memiliki minat yang tulus kepada perusahaan dan posisi yang sedang dilamar,” kata ahli strategi karir dan penulis resume, Tammeca Riley.
“Apa sebenarnya yang dikerjakan oleh perusahaan ini? Apa namanya?”
Saat mencari pekerjaan, sangat penting bagi pelamar untuk melakukan riset soal perusahaan sebelum melakukan wawancara. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar seperti di atas dapat menunjukkan Anda memiliki persiapan yang kurang. Selain menunjukkan kurangnya riset, bagi pewawancara itu dapat menunjukkan pelamar mungkin tidak benar-benar tahu soal apa yang sedang mereka cari dan lamar.
“Saya akan menceritakan soal hidup saya di sini.”
Dengan pertanyaan terbuka, maka mudah untuk membicarakan soal perjalanan pribadi. Tapi itu bisa menjadi kesalahan karena tidak relevan dengan pekerjaan yang sedang dilamar. Misalnya, perekrut bertanya soal, “Bagaimana kehidupan Anda selama lima tahun terakhir?” kata Sarah Johnston, salah satu pendiri Job Search Journey. Dia menyampaikan banyak pelamar yang akhirnya menceritakan hal-hal yang tidak ada hubungan dengan peran yang sedang dilamar.
“Saya tidak menyukai pemimpin yang sebelumnya.”
Selama wawancara, kandidat harus membangun hubungan baik dengan perekrut. Tapi jika ingin menjadi akrab, maka perlu diingat mereka bukan teman atau terapis. Mereka akan mengevaluasi Anda untuk suatu pekerjaan.
Jika ditanya soal, “Mengapa Anda keluar dari pekerjaan sebelumnya?” dan kalau alasannya betul karena tidak suka dengan bos yang sebelumnya, maka sebaiknya jangan terlalu jujur kepada perekrut.
Lai mengatakan salah satu alasan mengapa hal ini menjadi pertanyaan favorit adalah kerena “Banyak kandidat tidak memiliki saluran untuk menyampaikan keluhan.” Bahkan tak jarang ada kandidat yang curhat tanpa sadar bahwa ini adalah hubungan dengan dasar profesionalisme.
SUMBER: TEMPO/LAURENSIA FAYOLA