SUKABUMIUPDATE.com - Mulai Senin, 16 November mendatang, calon pendaki ke Gunung Rinjani bisa melakukan pendakian lebih longgar dari sebelumnya.
Dilansir dari Tempo.co, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengizinkan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menambah kuota pendaki dan lama waktu pendakian.
Kepala Balai TNGR Dedy Asriadi mengatakan bahwa penambahan kuota itu mengingat permintaan pendakian yang semakin bertambah. Saat pertama dibuka di masa pandemi, kuota pendaki adalah 30 persen dari kuota normal dan waktu pendakian satu malam dua hari.
Setelah ketentuan diubah, kuotanya menjadi 50 persen dan waktunya dua malam tiga hari. ''Ini izin khusus pendakian ke Rinjani. Di masa Pandemi semua serba dibatasi. Berlaku nasional. Alhamdulilah hanya Rinjani yang 50 persen dan tiga hari dua malam,'' kata Dedy di kantornya, Jumat, 13 November 2020.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah sebelumnya mengemukakan bahwa mendaki adalah hak dan kewajiban setiap orang. Pendaki berhak menikmati keindahan Rinjani, namun wajib untuk menjaganya agar tetap asri dan lestari dengan tidak membuang sampah maupun menebang pohon di sana.
"Tentunya ini harus kita syukuri tetapi dibarengi juga dengan ikhtiar untuk menjaga keamanan, kesehatan seluruh pendaki dan kebersihan area gunung Rinjani," ujarnya.
Menurut Dedy, sebelum terjadinya gempa bumi pada 2008 dan adanya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, angka kunjungan pendakian ke Rinjani cukup tinggi.
Pada 2019, jumlah pendaki mencapai 17.171 orang dengan rincian pendaki lokal/nusantara sebanyak 4.532 orang dan pendaki asing 12.639 orang. Setelah pendakian pada 2020 dibuka kembali 22 Agustus lalu yang kuotanya masih 30 persen, jumlah pendaki sekitar 3.000 orang.
Semula kuota pendakian ke Rinjani melalui pintu Sembalun Kabupaten Lombok Timur 150 orang sehari, Senaru Kabupaten Lombok Utara 150 orang, Aik Berik Kabupaten Lombok Tengah 100 orang dan Timbanuh Kabupaten Lombok Timur 100 orang.
Untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), pendaki harus mendaftar secara online melalui aplikasi e-Rinjani lebih dulu.
Sebelum pandemi, waktu pendakian tiga hari dua malam sudah lumrah jika naik dari Senaru dan lewat turun Sembalun atau sebaliknya. Pilihan lainnya, naik dari Sembalun langsung ke puncak kemudian turun ke danau Segara anak setelah itu pulang lewat Senaru.
Dedy menyebutkan pendakian ke Rinjani menjadi salah satu favorit pecinta alam karena merupakan wisata alam yang indah di Indonesia. Di sana, ada area padang savana dan pemandangan dari puncak bisa melihat gunung Agung di Bali dan gunung Tambora di Kabupaten Dompu-Kabupaten Bima di pulau Sumbawa.
Adapun biaya masuk ke TNGR sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak untuk hari biasa pendaki lokal Rp 5.000 dan pendaki asing Rp 150 ribu. Sedangkan hari libur dikenai biaya untuk pendaki lokal Rp 7.500 dan pendaki asing Rp 225 ribu.
Di dalam kawasan Rinjani terdapat danau Segara Anak berbentuk bulan sabit yang berjarak sekitar 6 kilometer pada titik terlebar. Danau belerang ini terletak 600 meter di bawah bibir kawah. Ada gunung Baru di area danau akibat dari letusan tahun 1990-an.
Gunung Rinjani terletak di dalam Taman Nasional Gunung Rinjani. Taman ini mencakup 41.330 hektare dan berada di dalam zona transisi bio-geografis utama (Wallacea). Di sinilah flora dan fauna tropis Asia Tenggara bertemu dengan Australasia. Taman Nasional ini didirikan pada 1997 dan merupakan salah satu dari lebih 40 taman nasional di seluruh Indonesia.
Bagi pengunjung, rute perjalanan tiga hari Rinjani dari Senaru ke tepi kawah, turun ke Danau Kawah lalu ke Sembalun Lawang, dianggap sebagai salah satu trek terbaik di Asia Tenggara. Trekker yang lebih berani mungkin ingin menuju ke puncak gunung berapi. Ini paling baik dicapai dari Sembalun Lawang dan membutuhkan waktu empat hari, berakhir di Senaru.
Sumber: Tempo.co