SUKABUMIUPDATE.com - Kecemasan adalah dialog alami antara pikiran dan tubuh Anda. Ini adalah tanda bahaya bahwa sesuatu yang mungkin terjadi di sekitar Anda membutuhkan perhatian Anda. Bagi kebanyakan dari kita, kecemasan adalah perasaan tidak nyaman tetapi hanya sekilas yang muncul sesekali selama masa-masa stres.
Tapi bagi beberapa orang, kecemasan mungkin hadir lebih sering dan lebih mewarnai kehidupan sehari-hari mereka. Dan bagi yang lainnya, kecemasan adalah siksaan yang terus-menerus; mimpi buruk yang tidak bisa mereka bangun. Meredakannya bisa menyakitkan jika Anda tidak tahu cara menenangkan diri. Kemungkinan besar, Anda bertanya-tanya bagaimana cara mengalihkan perhatian saat kecemasan melanda.
Hal ini bergantung pada tingkat kecemasan Anda, ada beberapa strategi penanggulangan yang sehat yang dapat Anda gunakan untuk mengelolanya. Melansir laman Your Tango, psikoterapis Babita Spinelli membagiakn 5 cara untuk membantu Anda mengalihkan diri dari kecemasan saat itu terjadi.
Cara mengalihkan pikiran saat dilanda kecemasan
1. Jaga pikiran Anda.
Seberapa sering Anda menyadari pikiran Anda sendiri? Pikiran Anda cenderung meluap dari alam bawah sadar Anda tanpa banyak kendali dari pikiran sadar Anda. Bagi mereka yang mengalami kecemasan, banyak dari pikiran-pikiran ini yang bersifat negatif dan menakutkan, meskipun mayoritas tidak didasarkan pada kenyataan.
Mulailah memperhatikan pikiran di balik perasaan. Alih-alih berpikir yang terburuk akan terjadi, tantang pikiran tersebut. Kemungkinan realistis apa yang paling buruk akan terjadi pada skala satu sampai 10. Semakin sering Anda melakukan ini, semakin Anda melatih kembali pikiran Anda untuk memproses kehidupan secara berbeda.
2. Ingatkan diri Anda tentang kecemasan.
Selain emosi yang menakutkan, kecemasan sering kali disertai dengan sensasi fisik seperti sesak di dada, detak jantung yang cepat, dan sesak napas. Dengan kata lain, Anda akan merasa seperti sedang sekarat.
Tapi kamu tidak. Anda mengalami respons fisik terhadap ketakutan atau pikiran yang tidak rasional. Ingatkan diri Anda sendiri tentang dialog kuno yang dialami pikiran dan tubuh Anda, dan ketahuilah bahwa, pada kenyataannya, Anda baik-baik saja.
3. Pelajari apa pemicunya
Setelah Anda belajar memperhatikan pikiran Anda dan tetap tenang karena mengetahui bahwa Anda mengalami reaksi alami terhadap apa yang Anda anggap sebagai ancaman, temukan ancaman tersebut.
Amati sekeliling Anda untuk menemukan pemicu potensial yang mengaktifkan reaksi Anda. Jika ada orang lain di ruangan itu, perhatikan reaksi mereka terhadap pemicu Anda. Apakah mereka tampak gelisah atau sedikit khawatir? Kemungkinan tidak, karena ancamannya tidak nyata. Simpan informasi ini sehingga akhirnya pikiran bawah sadar Anda akan berhenti memikirkan pemicunya sebagai ancaman.
4. Ingatlah untuk bernapas
Menarik napas dalam-dalam secara perlahan terbukti dapat langsung menenangkan seseorang. Denyut jantung Anda akan melambat, otot Anda akan rileks, seluruh tubuh Anda akan kembali ke keadaan normal. Jangan meremehkan kekuatan dari mengambil waktu sejenak untuk bernapas.
Kecemasan bisa menakutkan dan membatasi kemampuan Anda untuk melihat melampaui hal-hal yang mengungkitnya. Tetapi dengan sedikit usaha, Anda bisa mengendalikan pikiran dan emosi Anda, dan mencegahnya.
5. Habiskan waktu di alam.
Pastikan untuk keluar dan bersantai. Menghabiskan waktu di alam terbukti dapat mengurangi stres dan kecemasan secara keseluruhan, membuat Anda lebih tenang dalam jangka panjang. Luangkan waktu 10 menit untuk keluar dan jalan-jalan ringan. Jika Anda tidak bisa melakukannya, mungkin duduk di luar di teras dengan kopi pagi Anda, atau habiskan waktu di taman Anda.
Untuk mempelajari cara mengalihkan perhatian Anda saat stres mulai mereda, perhatikan apa yang sedang terjadi. Ingatkan diri Anda bahwa Anda tidak harus menyerah pada pikiran negatif yang menghancurkan itu, dan benar-benar meluangkan waktu untuk mengendalikan pertarungan emosional atau respons lari Anda.
Sumber: Tempo.co