SUKABUMIUPDATE.com - Banyak orang mengeluh perubahan pada kesehatan mental dan fisik selama masa pandemi. Selama berada di rumah, keinginan untuk makan atau mengkonsumsi camilan cenderung meningkat sehingga berat badan pun ikut melonjak.
Menurut pemerhati gaya hidup sehat Grace Julio, kita tetap bisa menjaga berat badan dan kesehatan dengan makanan sehari-hari. Namun ingat, makanan bukan obat stres atau kangen karena ingin bertemu orang-orang. Kebiasaan makan untuk menghalau stres justru bisa bermasalah pada kesehatan yakni carbohydrate addiction, di mana kita akan bergantung ingin mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan.
"Kemudian yang kedua surplus kalori, yakni kondisi kalori lebih dominan masuk daripada energi yang dipakai. Kalau pada perempuan kalori menumpuk di bagian sekitar dada, lengan, panggul, dan kaki," ucap Grace dalam Live Instagram Susan Bachtiar, Jumat 25 September 2020.
Grace menganjurkan agar memilah sendiri mana asupan yang baik untuk dikonsumsi mana yang kurang baik. Misalnya kalau perempuan butuh 1600-1800 kalori makan diharapkan sesuai dengan kebutuhan tersebut.
"Contoh misal satu pieces tempe goreng krispi terdiri dengan 200 kalori atau 2 cup brokoli kukus dengan kalori hanya 25 kalori. Boleh tetap dimakan tempenya tapi tetap makan yang seimbang dan olahraga untuk melepas kalori," ucapnya.
Selain itu penting untuk menjaga hitungan kalori agar antara kalori yang masuk dan dikeluarkan juga seimbang. "Jadi kita harus memperhatikan kalori yang banyak terdapat pada gula, tepung, dan minyak. Ragam makanan inilah yang perlu mendapat perhatian lebih untuk dikonsumsi sebagai makanan harian," lanjutnya.
Tak hanya memilih makanan sesuai kebutuhan, olahraga pun tetap penting dilakukan. "Ada yang memilih workout di rumah ada juga yang mencari tempat sepi untuk olahraga outdoor," pungkasnya.
Sumber: Tempo.co