SUKABUMIUPDATE.com - Alat kontrasepsi berguna untuk mencegah atau mengatur jarak kehamilan, serta mencegah atau menyebarkan penyakit menular seksual. Ada banyak metode yang bisa dipilih, mulai dari hormonal seperti pil dan suntik hingga nonhormonal seperti spiral dan cincin vagina.
Banyak perempuan yang belum mengenal jenis-jenis alat kontrasepsi ini, umumnya karena malu untuk mencari tahu perihal masalah ini.
Memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia, berikut ragam pilihan metode yang bisa Anda pilih, menurut NHS (National Health Service), Sabtu, 26 September 2020.
Non-hormonal
1. Kondom
Kondom adalah satu-satunya jenis kontrasepsi yang mencegah kehamilan dan melindungi dari penyakit menular seksual. Ada dua jenis kondom yakni eksternal atau yang dikenakan pria dan kondom internal atau Femidom yang ditempatkan di dalam vagina.
Menurut NHS, kondom eksternal, yang terbuat dari lateks tipis, poliisoprena atau poliuretan, 98 persen efektif bila digunakan dengan benar saat berhubungan seks.
Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah baik kondom eksternal atau internal merupakan alat kontrasepsi sekali pakai. Kondom ini juga tidak boleh digunakan jika melewati tanggal kadaluarsa.
2. Diafragma / tutup serviks
Diafragma atau penutup serviks adalah benda silikon yang ditempatkan di dalam vagina sebelum berhubungan seks, menutupi serviks. Penempatan diafragma atau penutup serviks menciptakan penghalang sehingga sperma tidak dapat mencapai sel telur di dalam rahim.
Diafragma dengan spermisida dipasang tiga jam sebelum berhubungan seks dan harus dibiarkan selama enam jam setelah berhubungan seks.
Saat menggunakan diafragma atau penutup serviks, ada risiko kecil terkena sistitis, radang kandung kemih yang biasanya disebabkan oleh infeksi kandung kemih. Namun kejadian ini sangat jarang terjadi.
3. Koil non-hormonal atau spiral
Spiral, dikenal juga dengan Intra Uterine Device (IUD) berbentuk T dan terbuat dari plastik dan tembaga yang diletakkan di dalam rahim. Spiral tersebut melepaskan tembaga ke dalam rahim, yang mempersulit sperma untuk mencapai sel telur dan bertahan hidup sekaligus mencegah sel telur yang telah dibuahi untuk ditanam di dalam rahim.
Spiral 99 persen efektif mencegah kehamilan dan dapat dibiarkan selama lima hingga 10 tahun. Namun pemakaian spiral hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan.
Hormonal
1. Pil hormonal
Ada dua bentuk pil kontrasepsi hormonal yang bisa diminum untuk mencegah kehamilan. Pertama adalah pil kontrasepsi hormonal gabungan atau yang dikenal dengan pil kontrasepsi biasa dan pil progestogen.
Pil biasa bekerja untuk mencegah sperma mencapai sel telur dan membuahinya. Pil ini mencegah kehamilan dengan tiga cara, menghentikan pelepasan telur dari ovarium, membuat sperma sulit mencapai sel telur dan membuat lapisan rahim lebih tipis sehingga telur yang dibuahi tidak dapat ditanamkan.
Sebaliknya, pil progestogen hanya mengandung hormon progestogen. Pil ini mencegah kehamilan dengan mengentalkan lendir dari serviks Anda, sehingga menyulitkan sperma untuk bergerak dan mencapai sel telur.
Penggunaan pil hormonal dapat menyebabkan efek samping tertentu seperti sakit kepala, nyeri pada payudara, mual dan perubahan suasana hati. Sedangkan pil progesteron membuat menstruasi tidak teratur.
Yang harus diketahui adalah bahwa kedua pil ini tidak dapat melindungi dari infeksi menular.
2. Patch kontrasepsi
Patch atau kontrasepsi tambalan adalah bentuk kontrasepsi hormonal lainnya, yang melepaskan hormon ke dalam aliran darah melalui koyo yang ditempelkan pada kulit yang kering dan bersih.
Tambalan ini mampu bertahan selama satu minggu dan Anda harus mengganti tambalan setiap minggu selama tiga pekan berturut-turut lalu libur seminggu tanpa tambalan.
3. Cincin vagina
Cincin kontrasepsi vagina, yang berdiameter sekitar 5,5 cm dan ketebalan 4 mm, adalah cincin plastik yang lembut dan lentur yang ditempatkan di dalam vagina.
Dengan cara kerja yang mirip dengan kombinasi pil dan koyo kontrasepsi, cincin tersebut melepaskan hormon estrogen dan progestogen ke dalam aliran darah, yang pada gilirannya mencegah ovulasi.
4. Spiral hormonal
Spiral hormonal, atau IUS (sistem intra-rahim) melepaskan hormon progestogen. IUS 99 persen efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat dibiarkan selama lima sampai tujuh tahun.
5. Suntikan kontrasepsi
Injeksi Depo-Provera adalah yang paling banyak digunakan di Inggris, dan bertahan selama 13 minggu.
Suntikan melepaskan hormon progestogen ke dalam aliran darah dan dapat digunakan kapan saja selama siklus menstruasi, selama orang yang disuntik tidak hamil.
Suntikan kontrasepsi dapat menyebabkan efek samping tertentu seperti haid tidak teratur atau haid berhenti sama sekali, sakit kepala, jerawat dan perubahan suasana hati.
6. Implan kontrasepsi
Implan kontrasepsi atau KB implan adalah batang kecil yang terbuat dari plastik yang ditempatkan di bawah kulit di lengan atas oleh dokter atau perawat.
Ini dilakukan untuk menghentikan ovulasi, menebalkan lendir di sekitar serviks, yang membuat sperma lebih sulit untuk melewatinya dan dengan membuat lapisan rahim lebih tipis sehingga telur yang dibuahi kecil kemungkinannya untuk ditanamkan.
Jenis kontrasepsi ini 99 persen efektif mencegah kehamilan, meski tidak melindungi dari infeksi seksual menular. Efek samping yang didapat termasuk sakit kepala, mual dan perubahan suasana hati, dan menstruasi yang tidak teratur atau tidak sama sekali.
Sumber: Tempo.co