SUKABUMIUPDATE.com - Stres kerap menjadi masalah masyarakat urban. Beban pekerjaan yang terus menumpuk dan tenggat waktu yang terasa begitu cepat membuat stres dan cemas.
Melansir Tempo.co, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres dan kecemasan adalah dengan memperlambat kehidupan. Andri, dokter spesialis kesehatan jiwa RS Omni Alam Sutera, mengatakan saat stres seseorang seperti diburu-buru. Perasan tersebut kemudian akan menginduksi darah di otak yang berfungsi mengatur memori dan rasa cemas.
Kedua fungsi tersebut kemudian akan memberi tahu ada sesuatu yang salah dan belum pas atau belum benar sehingga perlu untuk diperbaiki agar tubuh mencapai keseimbangan atau titik equilibrium-nya kembali.
Andri menyarankan saat stres dan cemas, seseorang bisa mengupayakan berada pada posisi seolah-olah bisa mengatasi kondisi tersebut meskipun mungkin saat itu belum bisa. Cara tersebut cukup penting untuk menghindari timbunan stres.
“Apakah saat kita mengatakan pada diri sendiri 'I’m okay, I’m good, I’m healthy,' ketika stres itu akan bermanfaat? Tentu saja karena dia akan mensugesti persepsi bahwa kita baik-baik saja dan bisa melewati kondisi ini dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, cara yang dapat dilakukan adalah dengan belajar memperlambat aktivitas yang dijalani setiap hari. Cara tersebut menurutnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam menata kehidupan lebih sederhana.
“Makin sederhana kita mengatur kehidupan maka akan baik untuk diri sendiri,” ujarnya.
Andri mencontohkan bagaimana dia mengatur pola kehidupan kesehariannya, dari bangun tidur hingga tertidur kembali di malam hari. Cara tersebut membuatnya merasa lebih nyaman dalam menjalankan berbagai kegiatan setiap hari.
“Ketika semua sudah teratur, itu akan membuat saya lebih nyaman dan tidak terburu-buru, semua saya lakukan dengan lambat dan pelan-pelan,” tuturnya.
Mengatur waktu untuk diri sendiri, apalagi bagi yang bekerja, menurutnya sangat penting sehingga dapat menangani dan menyelesaikan satu per satu pekerjaannya tanpa harus diburu-buru, yang bisa menyebabkan stres.
“Jangan terlalu banyak menikmati hal-hal yang akhirnya ketika melakukan tugas utama, malah terburu-buru dan tidak bisa menangani kondisi tersebut padahal awalnya punya banyak waktu,” ujarnya.
Sumber: Tempo.co