SUKABUMIUPDATE.com - Sebagian besar orang tua di dunia pernah memukul bokong anak untuk mengubah perilaku mereka. Cara ini memang dianggap paling cepat, tapi tidak direkomendasikan olah dokter anak atau pakar parenting.
Memukul anak-anak karena perilaku buruk (terutama agresi) mengirimkan pesan yang beragam. Anak Anda akan bertanya-tanya mengapa Anda memukulnya, tetapi tidak dibolehkan jika dia memukul adiknya.
Para pakar pengasuhan menyarankan cara lain untuk mendisiplinkan mereka. Melansir Tempo.co, dikutip dari verywellfamily.com, Selasa, 25 Agustus 2020, berikut alternatif yang dianggap lebih baik daripada memukul bokong.
1. Time-Out
Waktu menyendiri atau time out mengajari anak cara menenangkan diri, yang merupakan keterampilan hidup yang berguna. Tetapi agar waktu menyendiri menjadi efektif, anak-anak perlu memiliki banyak waktu yang positif bersama orang tua mereka.
Kemudian, ketika mereka dikeluarkan dari situasi tersebut, kurangnya perhatian akan menjadi tidak nyaman dan ketidaknyamanan tersebut dapat mengingatkan mereka untuk berperilaku lebih baik di masa depan.
2. Ambil Hak Istimewa
Memukul hanya menyakitkan selama satu atau dua menit, tapi menghilangkan hak istimewa menyakitkan lebih lama. Singkirkan hak istimewa seperti TV, video game, mainan favoritnya, atau aktivitas menyenangkan untuk hari itu dan dia akan diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan itu. Perjelas kapan hak istimewa dapat diperoleh kembali. Biasanya, 24 jam cukup lama untuk mengajar anak Anda belajar dari kesalahannya.
3. Abaikan
Pengabaian selektif bisa lebih efektif daripada memukul. Bukan berarti Anda harus berpaling jika anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak pantas. Tapi, Anda bisa mengabaikan perilaku mencari perhatian. Saat anak Anda mencoba menarik perhatian dengan merengek atau mengeluh, jangan berikan itu padanya. Lihat ke arah lain, anggaplah Anda tidak bisa mendengarnya dan jangan merespons.
Kemudian, saat dia meminta dengan baik atau dia bersikap, kembalikan perhatian Anda padanya. Seiring waktu, dia akan belajar bahwa perilaku sopan adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Ajarkan Keterampilan Baru
Memukul anak ketika dia melampiaskan amarahnya tidak akan mengajari dia cara menenangkan dirinya saat dia marah lagi. Ajarkan anak cara memecahkan masalah, mengelola emosi, dan kompromi. Ketika orang tua mengajarkan keterampilan ini, masalah perilaku dapat dikurangi. Gunakan disiplin yang ditujukan untuk mengajar, bukan menghukum.
5. Berikan Konsekuensi Logis
Konsekuensi logis secara khusus terkait dengan perilaku buruk tersebut. Misalnya, jika anak Anda tidak makan malam, jangan biarkan dia makan camilan sebelum tidur. Atau jika dia menolak membereskan mainan, jangan izinkan dia bermain sepanjang hari.
Menghubungkan konsekuensi langsung ke masalah perilaku membantu anak-anak melihat bahwa pilihan mereka memiliki konsekuensi langsung.
6. Gunakan Konsekuensi Alami
Konsekuensi alami memungkinkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka sendiri. Misalnya, jika anak tidak mau memakai jaket, biarkan kedinginan di luar selama itu aman. Ini akan membuat dia belajar dari kesalahan sendiri. Pantau situasinya untuk memastikan bahwa anak Anda tidak akan mengalami bahaya.
7. Hargai Perilaku Baik
Daripada memukul anak karena tingkah lakunya yang salah, beri dia hadiah untuk perilaku yang baik. Misalnya, jika anak Anda sering bertengkar dengan saudara kandungnya, buat sistem penghargaan untuk memotivasinya agar lebih akrab dengan mereka.
Memberikan insentif dapat membalikkan perilaku buruk dengan cepat. Hadiah membantu anak-anak untuk fokus pada apa yang perlu mereka lakukan untuk mendapatkan hak istimewa, daripada menekankan perilaku buruk yang seharusnya mereka hindari.
8. Puji Perilaku Baik
Cegah masalah perilaku dengan menganggap anak Anda bersikap baik. Misalnya, saat dia bermain baik dengan saudara-saudaranya, katakan, "Kamu melakukan pembagian pekerjaan yang bagus dan bergiliran hari ini."
Jika ada beberapa anak di dalam ruangan, berikan perhatian dan pujian yang maksimal kepada anak yang mengikuti aturan dan berperilaku baik. Kemudian, saat anak lain mulai bertingkah laku, beri dia pujian dan perhatian juga.
Sumber: Tempo.co