SUKABUMIUPDATE.com - Disinfektan alami bisa menjadi alternatif cocok untuk diaplikasikan di rumah. Alternatif ini bisa meminimalisir paparan kimiawi yang biasanya ada pada produk disinfektan konvensional.
Melansir dari Insider seperti diberitakan Suara.com, untungnya disinfektan alami bisa sama efektifnya dengan disinfektan kimiawi. Hanya saja, disinfektan alami cenderung bereaksi lebih lambat.
Berikut adalah beberapa alternatif disinfektan alami yang bisa Anda aplikasikan di rumah, antara lain:
1. Cuka
Cuka disebut sebagai disinfektan alami. Tetapi meskipun memiliki beberapa sifat disinfektan, cuka tidak seefektif alkohol atau hidrogen peroksida dalam membunuh patogen.
Bahan utama dalam cuka, yakni asam asetat dapat membantu mengurai kotoran dan mengurangi bakteri pada permukaan kotor. Sebuah studi pada tahun 2010 menemukan bahwa 10 persen cuka malt dapat mengurangi viabilitas virus flu.
Sementara sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal American Society for Microbiology menemukan bahwa 10 persen cuka efektif dalam membunuh bakteri penyebab tuberkulosis.
2. Air Panas
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), air panas secara efektif dapat membunuh bakteri dan virus, tetapi air setidaknya bersuhu 60 hingga 65 derajat celcius. Air mendidih dengan suhu 100 derajat celcius sering digunakan untuk membunuh patogen saat memasak atau memanaskan kembali makanan.
Meski begitu, air panas akan menjadi disinfektan yang lebih baik jika dikombinasikan dengan sabun seperti saat Anda mencuci piring atau pakaian.
Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan di Public Library of Science menemukan bahwa air hangat pada suhu sekitar 54 derajat Celcius tidak efektif membunuh virus dengan sendirinya. Tetapi saat Anda menambahkan pengoksidasi yang kuat seperti pemutih, maka campuran ini cukup mengganggu genom virus dan dapat mencegahnya menyebar.
Untuk mendisinfeksi pakaian Anda dengan air panas, cucilah pada suhu setidaknya air bersuhu 60 derajat Celcius.
Tapi perlu diigat untuk jangan mencoba mencuci tangan atau tubuh dengan air pada suhu ini karena dapat membakar atau mengiritasi kulit Anda.
3. Minyak Esensial
Minyak esensial khususnya atsiri dianggap dapat bekerja mengganggu membran sel virus dan bakteri. Meski begitu masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mempelajari cara penggunaan yang paling efektif sebagai disinfektan.
"Jika Anda benar-benar berkomitmen untuk menggunakan minyak esensial dalam rutinitas pembersihan Anda, saya sarankan menggunakan sedikit minyak untuk memberikan wewangian pada bahan desinfektan yang lebih kuat seperti alkohol atau cuka," kata Andrei Tadique, seorang ilmuwan dan insinyur farmasi di Emergent BioSolutions.
Sumber: Suara.com