Memarahi Anak Tak Harus Berteriak, Ini Cara yang Lebih Efektif

Senin 03 Agustus 2020, 23:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Orang tua kerap marah kepada anak-anak. Namun kemarahan ini tak selalu karena kesalahan anak, tapi kadang dipengaruhi masalah lain sehingga anak terkesan menjadi pelampiasan. Ingat, jangan kelewatan memarahi anak, karena kemarahan itu bisa membekas seumur hidup.

Orang tua adalah tempat anak mencari pertolongan, perlindungan, dan juga kasih sayang. Ketika orang tua memarahi mereka, perasaan sedih bisa lebih besar berkali-kali lipat karena orangtua adalah sosok yang menjadi acuan mereka. Namun memarahi anak tidak selalu buruk, anak juga perlu tahu bahwa yang memegang otoritas adalah orang tua. Sebab itu, ada beberapa cara memarahi anak yang baik.

Dilansir dari Tempo.co, berikut ini cara memarahi anak yang baik

1. Tidak berteriak

Memarahi anak dengan berteriak justru merupakan cara yang tidak efektif. Ada kecenderungan anak justru ingin melawan karena tidak ada koneksi sebelum melakukan koreksi. Akan lebih baik jika saat orangtua marah, duduklah sejajar dan lihat mata anak. Sampaikan apa kesalahan dan konsekuensi dari perbuatan mereka sehingga anak bisa paham.

2. Kendalikan emosi

Ketika anak sering berteriak atau marah-marah saat sesuatu tidak berjalan sesuai ekspektasi, coba refleksi diri. Apakah orangtua pernah melakukan hal serupa di depan anak? Ingat, si kecil adalah sosok yang lihai merekam segala sesuatu di hadapannya sekaligus menirukannya.

Jika jawabannya iya, coba kendalikan dulu emosi. Setidaknya, jangan tunjukkan kemarahan atau kekesalan – pada hal apapun – di depan anak. Cari distraksi ketika merasa ingin marah sehingga tidak “meledak” di hadapan mereka.

3. Dengarkan anak

Saat anak dianggap “berulah”, coba komunikasikan apa yang mereka rasakan. Tanyakan dengan perlahan, apa yang membuat mereka melakukan kesalahan itu? Buat agar anak tetap merasa nyaman – bukannya takut – menyampaikan perasaannya. Siapa tahu, ternyata pemicu anak melakukan kesalahan adalah hal yang tak disangka orangtua. Mungkin mereka ingin membantu, namun yang terjadi justru tanpa sengaja merusak.

4. Validasi emosi

Ketimbang memarahi anak dengan berteriak yang hanya akan membuat orangtua dan anak kian berjarak, coba lakukan validasi emosi. Ini adalah cara untuk mengakui dan memberi wadah bagi anak akan emosi apa yang sedang mereka rasakan. Biarkan anak merasakan segala emosi yang muncul.

Kemudian, ketika emosi anak sudah tervalidasi, sampaikan mengapa orangtua merasa marah. Jelaskan dengan bahasa sederhana sebab-akibat dari perbuatan yang mereka lakukan. Tutup dengan melakukan afirmasi positif dan mengulang bahwa orangtua bertindak tegas karena sayang kepada mereka.

5. Koneksi sebelum koreksi

Tidak ada koreksi yang efektif termasuk memarahi anak tanpa adanya koneksi atau kedekatan antara anak dan orangtua. Lakukan tindakan sesuai dengan bahasa cinta, entah itu sentuhan, quality time, kata-kata, dan lainnya. Lewat koneksi yang terbangun, koreksi saat memarahi anak pun akan lebih mudah diterima oleh mereka.

6. Beri pilihan

Ketika anak melakukan kesalahan dan orangtua memarahi anak, bedah apa saja opsi yang tersedia. Contohnya ketika kakak mendorong adiknya, sampaikan bahwa ada cara lain untuk menyuruh adiknya minggir yaitu dengan berkata atau memintanya bergeser.

Atau ketika anak melempar bola hingga merusak barang di dalam rumah, paparkan bahwa ada opsi untuk melempar bola di luar ruangan. Jelaskan perbedaan konsekuensi antara dua perilaku itu sehingga anak bisa paham konsep sebab akibatnya.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi Memilih31 Januari 2025, 02:09 WIB

Termasuk Sukabumi, Nasib 11 Sengketa Pilkada Di Jabar Diputuskan 4-5 Februari

Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan akan membacakan putusan dismissal terhadap setiap sengketa Pilkada 2024. Dari seluruh sengketa yang ada, sebelas diantaranya terjadi di Jawa Barat, pada 4-5 Februari 2025.
Hakim MK dalam sidang perdana sengketa hasil Pilbup Sukabumi 2024. (Sumber : YouTube/Mahkamah Konstitusi)
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:24 WIB

Pengunjung Minta Maaf Usai Viral, Akui Tak Sengaja Keluhkan Tarif Di Pantai Citepus Sukabumi

Setelah video tersebut viral dan memicu banyak reaksi dari warga, pengunggah video yang diketahui bernama NH (38), seorang warga Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf
Pengunjung Pantai RTH Citepus Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Musik30 Januari 2025, 20:00 WIB

16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada

Februari 2025 menjadi bulan cukup padat untuk Indonesia karena akan ada konser dari musisi Internasional baik itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat.
16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada (Sumber : Instagram/@mecimapro)