SUKABUMIUPDATE.com - Setiap orang tentu pernah mengalami masalah dalam hidupnya. Meskipun tantangan yang dihadapi tentu berbeda-beda. Tak dipungkiri jika masalah yang dihadapi menimbulkan stres. Sebab itu untuk menyelesaikannya, Anda membutuhkan strategi coping.
Dikutip dari Tempo.co, strategi coping adalah kemampuan untuk menoleransi, meminimalkan risiko, dan menghadapi stres dengan efisien dalam hidup. Dengan begitu, dapat membantu Anda merasa lebih baik secara fisik dan mental, meski dilanda beragam masalah. Namun, penting untuk diingat bahwa strategi coping bukanlah cara Anda untuk lari dari masalah dan realita. Strategi coping memiliki nilai dan tujuan yang berbeda.
Ada dua jenis strategi coping, yakni strategi berasaskan masalah (problem-based) dan strategi berasaskan emosi diri (emotions-based). Berikut ini ulasannya.
Jenis strategi coping
1. Strategi berasaskan masalah (problems-based)
Sesuai dengan namanya, strategi coping berasaskan masalah merupakan strategi untuk mengubah situasi yang dihadapi. Misalnya, apabila merasa terjebak dalam hubungan percintaan yang tak sehat, beberapa orang akan memilih untuk mengakhiri hubungan tersebut. Dengan begitu diharapkan mengikis rasa sedih yang dihadapi karena ia memutuskan untuk mengubah situasinya.
Strategi coping berasaskan masalah tentunya akan subjektif bergantung pada masalah yang Anda hadapi. Namun, secara umum, strategi coping jenis ini bisa dilakukan dengan menyingkirkan sumber masalah Anda atau menciptakan langkah untuk memperbaiki situasi.
Misalnya, membuat to-do list untuk memperbaiki keadaan, meninggalkan situasi yang toxic dan tak bisa ditoleransi bagi diri sendiri, termasuk pasangan atau tempat kerja atau mencoba menciptakan time management agar pekerjaan bisa selesai dengan efektif
2. Strategi berasaskan emosi (emotions-based)
Strategi coping berasaskan emosi merupakan langkah yang dilakukan dengan memulihkan perasaan dan emosi. Langkah ini mungkin bisa Anda lakukan saat tak ingin mengubah situasi atau situasi tersebut berada di luar kendali Anda. Misalnya, saat seseorang berduka karena anggota keluarganya meninggal dunia, ia akan dianjurkan untuk melakukan strategi coping berasaskan emosi. Sebab, masalah yang ia hadapi berada di luar kendali dirinya.
Banyak hal yang bisa Anda lakukan dengan menerapkan strategi coping berasaskan emosi. Entah Anda merasa kecewa, sedih, marah, dan berduka, siapkan strategi coping yang memberikan efek positif. Jangan alihkan pikiran Anda hal-hal yang malah menjadi bumerang bagi sendiri.
Misalnya dengan mandi air hangat, memesan jasa pijat, menyalakan lilin aromaterapi, cuti dan berlibur, meditasi dan yoga, olahraga, mendengarkan musik, main game, menonton series atau film favorit dan lainnya. Strategi coping berasaskan emosi bukanlah cara Anda untuk melarikan diri. Hal-hal tersebut bisa dilakukan agar Anda bisa menoleransi masalah yang dihadapi dan menguatkan diri untuk mencari solusi.
Namun beberapa orang akan terjebak pada perilaku yang tak sehat saat menghadapi masalah. Misalnya dengan mengonsumsi alkohol berlebihan, memesan makanan secara berlebihan dan mubazir, tidur terlalu lama, membelanjakan uang pada barang yang tidak diperlukan atau lari dari masalah yang dihadapi
Tidak ada yang lebih baik di antara keduanya karena jenis strategi akan bergantung pada situasi dan masalah yang Anda hadapi. Anda pun mungkin perlu menggabungkan kedua jenis strategi coping agar masalah segera selesai. Semangat!
Sumber: Tempo.co