SUKABUMIUPDATE.com - Pandemi Covid-19 belum berakhir. Namun, sebagai usaha untuk mengembalikan situasi seperti sedia kala, pemerintah mulai meminta masyarakat beradaptasi dengan new normal.
Di tengah sambutan baik penduduk di Tanah Air akan kehidupan normal yang baru, tak jarang pula penolakan pada new normal dilontarkan berbagai pihak. Contohnya di media sosial Twitter, banyak orang menganggap kebijakan new normal sebagai hal yang sama dengan herd immunity.
"Pemerintah Indonesia ini sengaja bikin new normal padahal sesungguhnya nerapin herd immunity ya," kata seorang pengguna dengan akun @ayirazaq pada 13 Juni 2020.
"Berlindung dari stigma herd immunity dengan kata new normal," kata pengguna Twitter lainnya dengan akun @fqhulwn pada 10 Juni 2020.
Namun, benarkah new normal dan herd immunity sama? Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, pun angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa keduanya sangat berbeda.
Herd immunity menurut Wiku adalah imunitas yang muncul pada individu hingga akhirnya kolektif setelah adanya penularan aktif.
"Kata kuncinya adalah masyarakat mengalami penularan massal yang berakhir pada pembentukan antibodi untuk melawan suatu penyakit," ujarnya dalam webminar Adaptasi Kebiasaan Baru bersama Alumni Universitas Indonesia pada 17 Juni 2020.
Berbeda dengan ketetapan pemerintah saat ini terkait new normal, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu mengatakan ada tindak pencegahan yang wajib diberlakukan.
"Pemerintah meminta Anda tetap mencuci tangan, menjaga jarak, pakai masker. Kalau begitu, bagaimana terjadi penularan? Yang ada justru pencegahan untuk menjaga dari risiko," katanya.
Atas penjelasan tersebut, Wiku pun berharap agar masyarakat lebih membekali diri dengan informasi.
"Jangan ditabrakkan (pengertian new normal dan herd immunity). Pahami ilmunya, pahami kondisinya sehingga kita tahu benar perbedaannya," imbaunya.
Sumber: Tempo.co