SUKABUMIUPDATE.com - Era new normal segera dimulai, dan salah satunya ditandai dengan dibukanya lagi pusat perbelanjaan. Melansir dari tempo.co, dibukanya kembali mal mendatangkan beberapa reaksi dari masyarakat seperti menyambut dengan gembira atau tidak setuju.
Menurut psikolog Intan Erlita, masyarakat Jakarta kini terbagi menjadi tiga tipe pada era normal baru, yakni tipe yang menyambut antusias, memilih untuk tetap di rumah, dan 50:50.
"Ada tipe yang begitu tahu mau masuk new normal langsung happy, langsung pengin ke mal, nge-list mau makan apa, terus sudah excited baju-baju yang mau mereka pakai yang selama ini cuma di lemari doang. Ada yang kayak gitu," jelas Intan.
Tipe yang memilih tetap di rumah adalah orang-orang yang waspada. Mereka cenderung memiliki rasa takut dan menunggu sampai keadaan benar-benar normal, bukan normal baru.
"Ada juga yang masih wait and see dulu, masih mau lihat dulu karena takut, masih yang penuh hati-hati, jadi memilih untuk di rumah saja," kata Intan.
Tipe terakhir adalah orang-orang yang datang ke pusat perbelanjaan atau mal hanya untuk mencari sesuatu yang benar-benar penting, bukan sengaja datang untuk jalan-jalan.
"Tapi ada juga yang di tengah-tengahnya, yang kalau ke luar rumah kalau mendesak doang, cuma mau kerja, tapi kalau ke anak enggak boleh keluar rumah dulu," ujar mantan presenter olahraga itu.
Intan juga menegaskan normal baru bukanlah suatu keadaan yang benar-benar normal. Era normal baru adalah bagaimana masyarakat hidup berdampingan dengan COVID-19 sehingga tetap harus mengikuti protokol kesehatan dan keamanan.
"Jadi jangan sampai kita salah tangkap dengan ini berarti sudah normal. Enggak kayak gitu, garis merahnya adalah kita hidup berdampingan tapi ada COVID-19 karena bisa dikatakan back to normal kalau COVID-19 sudah enggak ada atau sudah ditemukan vaksinnya," jelas Intan.
Sumber : tempo.co