SUKABUMIUPDATE.com - Pandemi Covid-19 yang sedang melanda bukan alasan untuk tidak produktif. Dilansir dari tempo.co, masyarakat dituntut untuk terus beraktivitas semaksimal mungkin meski #DiRumahAja, termasuk menyelesaikan kewajiban dan tuntutan pekerjaan. Hal ini juga berlaku untuk umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Dibutuhkan kondisi tubuh yang sehat agar dapat menjalani semua aktivitas dengan baik. Daya tahan tubuh pun menjadi salah satu kunci penting yang harus diperhatikan agar fokus dan stamina tetap prima, terutama bagi mereka yang berpuasa di tengah ancaman virus yang mudah menular ini.
Menurunkan produktivitas merupakan hal yang tidak perlu terjadi jika dibarengi dengan penerapan pola hidup yang tepat. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa tubuh bekerja lebih keras dari yang kita rasakan.
Banyak sekali informasi terkait bagaimana cara agar tetap dapat hidup sehat di kondisi pandemi seperti sekarang. Mulai dari menjaga asupan makanan, istirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, hingga menerapkan pola hidup bersih seperti mencuci tangan dengan sabun serta penerapan physical distancing saat harus berada di luar rumah. Aktivitas lain yang perlu dilakukan sebagai salah satu bentuk mencintai tubuh adalah dengan berolahraga.
Meski aktivitas fisik berkurang dengan terbatasnya kegiatan di luar, olahraga memiliki manfaat yang tak terelakkan dalam menjaga daya tahan tubuh. Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan #DiRumahAja adalah pilates, barre, HIIT, yoga, zumba, dan cardio dance.
Instruktur Barre dan Pilates Marcya Nasution mengatakan, sebaiknya menggantikan rutinitas yang biasa dilakukan di luar rumah dengan berolahraga, minimal dengan frekuensi olahraga sebanyak 2-3 kali seminggu. Pada saat berpuasa, olahraga ringan merupakan pilihan yang tepat karena tubuh hanya menggunakan cadangan glukosa dan karbohidrat.
"Olahraga jenis ini cocok karena berfokus pada pernapasan, postur, muscle strengthening, dan stretching. Selain itu, olahraga jenis ini juga menghindari terjadinya dehidrasi berlebih,” jelas Marcya melalui siaran pers, Jumat, 8 April 2020.
Menurutnya, bentuk olahraga kardio juga memacu jantung dengan baik sehingga meningkatkan metabolisme tubuh. Tentunya, hal ini harus dilakukan dengan intensitas yang tidak berlebihan.
Marcya juga menambahkan bahwa pemilihan waktu berolahraga yang tepat juga merupakan hal yang penting, seperti pada saat sebelum berbuka puasa karena tubuh dapat segera mendapatkan pengganti cairan tubuh yang hilang ketika berbuka puasa.
“Yang harus dipahami adalah setiap kondisi tubuh itu berbeda, maka perlu untuk love and listen to your body (mencintai dan memahami kondisi tubuh). Selama di rumah, pastikan untuk melakukan aktivitas fisik secara seimbang, serta mencegah dehidrasi dengan memenuhi kebutuhan ion tubuh setiap harinya. Jika memiliki kondisi tubuh khusus, ada baiknya untuk dikonsultasikan dengan dokter,” kata Marcya.
Selain itu, ada hal penting lain yang kerap dilupakan. Hal tersebut adalah menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik dan cara yang paling mudah untuk melakukannya adalah dengan rajin minum. Pasalnya, dehidrasi atau kekurangan cairan dapat menimbulkan berbagai macam dampak buruk terhadap tubuh.
Dehidrasi tentunya harus diselesaikan melalui proses rehidrasi atau upaya mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Secara umum, minuman dapat dibagi menjadi menjadi air biasa (air mineral), minuman hipertonik, minuman hipotonik dan minuman isotonik.
Sumber: Tempo.co