SUKABUMIUPDATE.com - Selalu di rumah saja selama wabah virus corona juga bisa memicu konflik di dalam rumah. Dilansir dari tempo.co, penyebabnya intensitas bertemu semakin sering dan terbatasnya ruang privasi.
Dampak virus corona membuat perasaan seseorang menjadi tidak enak. Ditambah lagi, mereka harus berhadapan dengan pasangan yang kemungkinan melakukan hal-hal yang tidak disukai.
"Problemnya dari awal 'Saya enggak nyaman'," ujar spesialis kesehatan jiwa Dr. Jiemi Ardian, SpKJ.
Jika tidak disadari, hal ini akan menjadi konflik dan apabila tidak bisa diatasi, akan berakhir pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). KDRT sendiri bukan hanya kekerasan fisik, tetapi juga verbal.
Jiemi mengatakan pertama, ketika kondisi sudah mulai tenang, sebagai korban perlu bertanya. Ketika situasi tenang, ketika sudah mereda, sebagai korban tentang apa yang dirasakan pelaku hingga akhirnya melakukan KDRT.
Biasanya, emosi muncul ketika harga diri telah direndahkan. Tanyakan hal apa yang membuatnya sensitif.
"Itu harus dibuka. Tanyakan kalau sensitif bagaimana caranya saya tahu. Apa yang kamu harapkan jika self kamu sedang rendah," tutur Jiemi.
Diskusikan atau negosiasikan hal-hal apa yang perlu dilakukan ketika perasaan pasangan sedang tidak enak. Begitu pula terhadap pelaku.
"Maunya diapain, itu perlu dibicarakan dua pihak. Kalau sudah dilakukan tetap tidak enak, bicarakan lagi," imbuhnya.
Sebaiknya, pasangan suami istri menyusun jadwal dalam masa pandemi ini. "Kita perlu susun jadwal. Butuh personal space. Jadwal bareng, lakukan hobi. Jadwal anak sama kamu, anak sama saya," tuturnya.
Sumber : tempo.co