SUKABUMIUPDATE.com - Menjalankan bisnis di tengah pandemi COVID-19 tentu tidak mudah sebab saat krisis seperti ini, semakin minim minat masyarakat untuk berbelanja lantaran uang ingin disimpan untuk keperluan yang nantinya mungkin mendesak.
Dilansir dari tempo.co, namun bagi para pelaku usaha, mempertahankan bisnis agar tetap berjalan pasti dikerjakan. Ada beberapa upaya mandiri yang dibagikan oleh Data Analyst dari aplikasi pengurus Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Moka, Hutami Nadya, untuk mengantisipasi bisnis di tengah krisis.
Tetap terhubung dengan pelanggan
Salah satu cara agar usaha tetap jalan saat pandemi COVID-19 adalah dengan tetap terhubung dengan pelanggan. Artinya, rekatkan dan jalinlah komunikasi yang baik dengan pelanggan lama maupun baru. Tujuannya agar saat mereka membutuhkan produk, usaha Anda lah yang akan mereka tuju.
Adapun, 96 persen masyarakat Indonesia menggunakan media sosial untuk berdialog. Sementara, 50 persen di antaranya lebih senang dihubungi lewat Instagram dan 46 persen lain nyaman dijangkau lewat Facebook.
Harus pandai mengatur SDM
Di balik bisnis yang sukses, ada pula sumber daya manusia (SDM) yang membantu merealisasikannya. Untuk itu, selama pandemi COVID-19, Anda wajib mengatur SDM dengan baik. Ini termasuk memberlakukan shift menjaga toko online dan offline dengan baik dan terbuka serta transparan soal gaji maupun THR.
Tetap menjaga kualitas produk
Entah bisnis makanan atau pakaian, mempertahankan kualitas produk sangatlah penting agar tetap kuat di pasaran. Kualitas juga harus sesuai standar meski ada pemberian diskon atau potongan harga pada produk tertentu sebab banyak orang membutuhkan sesuatu yang enak dan nyaman dalam setiap pembelian. Aliran uang perusahaan juga akan terbantu dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan lama yang puas karena kualitas produk Anda.
Mampu beradaptasi
Adaptasi sangat penting dalam keadaan krisis sebab dengan mengikuti dan mampu bersanding dengan keadaan saat ini bisa membuat perusahaan bertahan. Misalnya, selama COVID-19, kebutuhan masker naik hingga 700 persen dan hand sanitizer naik hingga 400 persen per Maret 2020 di Indonesia. Bagi pebisnis yang bisa beradaptasi melalui keikutsertaan dalam menawarkan produk tersebut, tentu akan mendapat keuntungan lantaran barang sedang dicari orang.
Sumber: Tempo.co